Menu

Mode Gelap
Tanaman Cabai di Beranda Ruang Kelas: Catatan Harian dari SMKN 1 Petang Cemerlang SMA Paris di Usia 40 Tahun Menghapus Garis Demarkasi Kolonial: Catatan Pertunjukan Arja Mahasiswa Bahasa Bali Undiksha Kebun Jagung di Beranda Kelas: Catatan dari Pelatihan Menulis bagi Guru dan Siswa SMKN 1 Petang Digelar 23-25 Juli 2024, Rare Bali Festival Usung Tema “Tribute to Made Taro”

Nak Bali · 10 Mar 2018 22:56 WITA ·

“Cinta & Kasih Sayang ” Joni Agung


					“Cinta & Kasih Sayang ” Joni Agung Perbesar

Tahun 2018 menjadi momentum penguatan rasa cinta dan kasih sayang dari keluarga Joni Agung Double T,  kelompok musik reggae Bali yang memiliki ribuan  pendukung fanatik. Itu tercermin dari album Cinta & Kasih Sayang yang dirilis awal Maret lalu.

Album keenam ini memiliki cerita tersendiri. Proses pengerjaannya cukup singkat. “Kurang lebih memakan waktu 1,5 bulan recording, 3 minggu mixing dan mastering di studio rumah kami, Pregina Studio Sanur Bali,” kata sang produser, Agung Bagus Mantra.

Bagus Mantra menjelaskan ada 12 lagu dalam album Cinta & Kasih Sayang. Album ini melibatkan berbagai energi kebersamaan dan energi evaluasi. Kedua energ itu memang difondasikan Joni Agung Double T dalam setiap berkarya. Tidak ada target khusus dalam penjualan album secara fisik. Namun golnya, bisa tetap bisa berkarya. Album Cinta & Kasih Sayang didedikasikan untuk menyampaikan pesan harmoni.

Joni Agung melanjutkan, tema lagu yang diangkat masih seputaran sosial, cinta dan kasih sayang.  “Ada satu lagu yang sedikit berbeda secara penyajian dalam album ini yaitu lagu yang berisikan puisi doa untuk semesta yang kami garap dan kami beri judul ‘Doa Bahagia’. Kami harapkan dapat menjadi backsoundkomunitas yoga,” jelas Joni Agung yang juga penekun yoga ini.

Joni menambahkan, untuk berkarya pihaknya tidak berdasarkan atas keinginan pendengar atau pasar, namun bagaimana bisa pihaknya bermusik dan menghasilkan komposisi terbaik serta bertanggung jawab secara konten lirik dan musikal. “Itu yang kami tanamkan dalam berkarya.  Dalam karya kami, yang utama itu pesan yang kita sampaikan, sesuai kekinian, bisa diterima, masyarkat senang, terhibur, dan kami rasakan itu,”  ungkapnya.

Joni Agung meyakini proses berkarya itu sudah diatur alam. Dirinya cukup menjalani saja.  Yang penting, kata dia, pastikan membuat orang senang, bisa terhibur, terlebih di “zaman now”. Terkait dengan fanatisme penggemarnya yang cukup berbeda dengan kelompok musik lainya. Joni mengakuinya. Menurut Joni Agung, pihaknya tak pernah mendoktrin fans. Semuanya diurus sendiri-sendiri tanpa dikomando.

“Mereka para penggemar yang tergabung dalam komunitas muncul dengan sendirinya, tidak ada komando,” kata Joni Agung.

Kendati begitu, imbuh Joni Agung, pihaknya tetap menjaga hubungan dengan penggemar, tidak saja di saat konser semata, juga di luar konser. Misalnya, dengan saling berkunjung dan saling sapa, sehingga jalinan persahabatan tetap terjaga. (b.)

Laporan: I Nyoman Dhirendra

Artikel ini telah dibaca 222 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Nyoman Weda Kusuma: Dari Tukang Sapu Pasar ke Guru Besar

8 September 2022 - 17:23 WITA

Sosok Kadek Agung Widnyana Putra, Pemain Bali Penyumbang Gol Timnas Indonesia

4 Juni 2021 - 00:44 WITA

Kadek Agung Widnyana Putra

Nyoman Tusthi Eddy: I Tua yang Setia “Ngulat Gita”

18 Januari 2020 - 23:13 WITA

Nyoman Tusthi Eddy

Jro Mangku Wayan Sudirta: Tukang Cukur Empat Generasi

3 Januari 2020 - 22:39 WITA

I Nyoman Graha Wicaksana: Merawat Kepercayaan

26 Mei 2019 - 09:19 WITA

Nyoman Karya Dibala, Menjaga Roh Seni Pesisir Kusamba

17 April 2018 - 23:09 WITA

Trending di Nak Bali