Menu

Mode Gelap
Saraswati, E-book, dan Hoaks Raih Rancage, Ini Tiga Keunggulan Buku Renganis Karya Komang Sujana Memuliakan Bahasa, Mengharmonikan Semesta Raya Babak Pertama yang Membosankan, Babak Kedua yang Menegangkan Siap-siap Tangkil, Usabha Pitra di Pura Dalem Puri Besakih Dimulai Hari Ini

Nak Bali · 17 Apr 2018 23:09 WITA ·

Nyoman Karya Dibala, Menjaga Roh Seni Pesisir Kusamba


					Nyoman Karya Dibala alias Mangku Tomblos. (balisaja.com/sujaya) Perbesar

Nyoman Karya Dibala alias Mangku Tomblos. (balisaja.com/sujaya)

Meski sebagai desa nelayan, Kusamba juga dikenal sebagai salah satu desa yang melahirkan seniman-seniman kreatif dengan garapan khas masyarakat pesisir. Salah seorang seniman Kusamba yang kerap menghasilkan garapan seni seputar kehidupan masyarakat pesisir itu, I Nyoman Karya Dibala (49).

Dalam berbagai ajang seni bergengsi di Bali, terutama Pesta Kesenian Bali (PKB), Sanggar Kapan Kusamba yang diasuhnya kerap tampil. Biasanya, sanggar yang berdiri tahun 1982 itu menampilkan genjek atau dolanan anak-anak.

Saat PKB XXXIX, Sanggar Kapan menampilkan garapan dengan tema laut bertajuk “Wisnu Angruwat”. Garapan dolanan ini mengisahkan panglukatan dari laut itu selaras dengan tema PKB saat itu, yakni Dewi Danu atau air sebagai sumber kehidupan.

“’Wisnu Angruwat’ itu menjadi garapan paling berkesan bagi saya. Dalam garapan itu, tercermin karakteristik Kusamba sebagai desa pesisir,” kata lelaki yang dikenal dengan panggilan Mangku Tomblos ini.

Karya Dibala kini memang lebih sering membina seni di kalangan anak-anak. Selain tetap mengasuh Sanggar Kapan, Karya Dibala juga dipercaya membina anak-anak SMP 1 Dawan dalam bidang ujian praktik seni.

“Saya memang ingin membangkitkan semangat anak-anak mencintai seni, terutama di Desa Kusamba. Jadi, Kusamba tidak lagi hanya dikenal sebagai kampung nelayan, tapi juga punya potensi seni yang khas,” ujar Karya Dibala.

Karena itu, tatkala dipercaya menjadi Seksi Wewalen dalam kepanitiaan Karya Mamungkah, Tawur Lebuh Gentuh, Pedanan lan Ngenteg Linggih di Pura Puseh lan Bale Agung Desa Pakraman Kusamba yang puncaknya jatuh Rabu (4/4) mendatang, Karya Dibala mencoba memaksimalkan potensi seni yang dimiliki Kusamba. Didukung pelatih tari dan tabuh dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, dia melibatkan anak-anak hingga ibu-ibu dalam berbagai seni wali maupun balih-balihan selama karya berlangsung.

Saat mengisi balih-balihan serangkaian karya di Pura Puseh-Bale Agung Desa Pakraman Kusamba, Karya Dibala kembali menampilkan garapan dolanan dengan tema pesisir, “Sisin Kerokan”. Dolanan ini pun disambut antusias krama Desa Pakraman Kusamba. (b.)

Penulis: I Ketut Jagra

Artikel ini telah dibaca 268 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Nyoman Weda Kusuma: Dari Tukang Sapu Pasar ke Guru Besar

8 September 2022 - 17:23 WITA

Sosok Kadek Agung Widnyana Putra, Pemain Bali Penyumbang Gol Timnas Indonesia

4 Juni 2021 - 00:44 WITA

Kadek Agung Widnyana Putra

Nyoman Tusthi Eddy: I Tua yang Setia “Ngulat Gita”

18 Januari 2020 - 23:13 WITA

Nyoman Tusthi Eddy

Jro Mangku Wayan Sudirta: Tukang Cukur Empat Generasi

3 Januari 2020 - 22:39 WITA

I Nyoman Graha Wicaksana: Merawat Kepercayaan

26 Mei 2019 - 09:19 WITA

Ni Wayan Murdi: “Mantri Manis” Era 80-an yang Terlupakan

21 Maret 2018 - 22:34 WITA

Trending di Nak Bali