Krisis ekonomi akibat pandemi coronavirus disease 2019 (covid-19) sejak tahun lalu membuat banyak lembaga keuangan terguncang hebat. Bahkan, tak sedikit yang menderita kerugian karena banyaknya kredit macet. Namun, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Kedonganan, di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, mampu bertahan, bahkan masih bisa membukukan keuntungan, meskipun jauh menurun jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Justru dana deposito krama serta modal LPD meningkat. Salah satu penyebab kokohnya daya tahan LPD Kedonganan itu yakni program-program pemberian nilai manfaat bagi krama, seperti program mapatung atau berbagai daging babi saban menyambut hari raya Galungan.
“Daging babi 3 kg dan beras 5 kg mungkin nilainya tidak seberapa. Tapi, bagi krama dan nasabah LPD Kedonganan itu, itu punya nilai yang tinggi,” kata Ketua LPD Kedonganan, I Ketut Madra saat jumpa wartawan di sela-sela penyerahan daging babi dan beras menyongsong hari Galungan kepada krama dan nasabah LPD Kedonganan, Senin (12/4).
Karena itu, imbuh Madra, krama dan nasabah LPD Kedonganan yang tetap memilih menyimpan dananya meskipun situasi pandemi. Mereka berupaya agar tetap memiliki simpanan di LPD Kedonganan agar tetap mendapat berbagai manfaat dari berbagai produk di lembaga keuangan milik Desa Adat Kedonganan itu. Bahkan ada nasabah krama tamiu yang memindahkan simpanannya di lembaga keuangan lain ke LPD Kedonganan hanya karena ingin merasakan manfaat berbagai produk LPD Kedonganan.
“Itu sebabnya, dari segi likuiditas, astungkara, sampai hari ini LPD Kedonganan tetap terjaga, malah meningkat. Ini sesuatu yang patut disyukuri di masa pandemi ini,” kata Madra.
Program mapatung Galungan pada tahun 2021 ini merupakan pelaksanaan yang ke-15. Pertama kali, program ini diluncurkan pada 4 Juli 2011. Program mapatung merupakan manfaat yang diberikan LPD Kedonganan untuk krama dan nasabah peserta produk Simpanan Upacara Adat (Sipadat).
Program mapatung LPD Kedonganan diimplementasikan melalui pembagian daging babi kepada krama dan nasabah. Untuk krama wed yang memiliki saldo mengendap minimal Rp 200 ribu, mendapat 1 kg daging babi, 2,5 kg daging ayam dan 10 kg beras. Tercatat ada 1.232 kepala keluarga (KK) di Desa Adat Kedonganan dengan 5231 jiwa krama mipil.
Selain krama wed, krama tamiu yang memiliki pengendapan tabungan sebesar lebih dari Rp 10 juta atau deposito lebih dari Rp 50 juga diberikan 3,5 kg daging dan 10 kg beras. Total krama tamiu yang mendapatkan manfaat sebanyak 1.405 krama.
Selain itu, masih ada juga manfaat yang diberikan kepada pemilik simpanan berjangka berupa daging, beras dan tambahan voucher. Voucher Rp 150 ribu diberikan kepada nasabah pemilik simpanan berjangka Rp 200 juta, voucher Rp 200 ribu untuk nasabah simpanan berjangka Rp 300 juta dan voucher senilai Rp 500 juta untuk nasabah simpanan berjangka senilai Rp 500 juta.
“Jumlah dana yang kami keluarkan untuk pembagian saat ini sebesar Rp 677 juta dengan total daging babi dan ayam sebanyak 10.342 kg atau 10 ton dan lebih dari 29.000 kg beras,” beber Madra.
Bendesa Adat Kedonganan, I Wayan Mertha mengapresiasi LPD Kedonganan tetap bisa berbagi di saat situasi pandemi. Sebelumnya, saat awal-awal pandemi, LPD Kedonganan juga sudah memberikan stimulus ekonomi kepada krama dan nasabah selama tiga bulan sejak April-Juni 2020. Berbagai upaya itu mampu menjaga daya tahan LPD Kedonganan sehingga di akhir tahun 2020 masih bisa membukukan keuntungan lebih dari Rp 200 juta.
“Memang, kalau dibandingkan dengan tahun 2019, keuntungan LPD Kedonganan jauh turun. Tapi, masih bisa surplus di tengah situasi pandemi, tentu patut disyukuri. Tiga bulan pertama di tahun 2021 ini pun LPD Kedonganan masih bisa membukukan keuntungan lebih dari Rp 1 miliar. Mudah-mudahan ini tetap bisa dijaga hingga akhir tahun 2021,” pintas Wayan Mertha. (b.)
Laporan: I Made Radheya