Menu

Mode Gelap
Keragaman Fantasi dalam Festofantasy HUT ke-39 SMA Paris Edukasi Kesejahteraan Hewan, Ajak Anak-anak Kenali Zoonosis Kirab Nasionalisme Hari Kemerdekaan ala Desa Adat Kedonganan Baca Puisi Tak Sekadar Intonasi, Tapi Interpretasi: Dari LBP FULP se-Bali 2023 “Duwe” Desa Adat, Krama dan Prajuru Adat Wajib Bentengi LPD

Bali Iloe · 24 Mei 2014 23:19 WITA ·

Perang Kusamba, Kemenangan Gemilang Laskar Klungkung di Bumi Ilalang


					Diorama Perang Kusamba di Monumen Puputan Klungkung. Perbesar

Diorama Perang Kusamba di Monumen Puputan Klungkung.

MasyarakatKlungkung selama ini lebih mengenal satu peristiwa heroik perlawanan terhadap intervensi Belanda yang pernah terjadi di wilayahnya yakni Puputan Klungkung, 28 April 1908. Peristiwa jatuhnya Puri Klungkung ini kemudian dijadikan momentum daerah hingga kini.

Padahal, Klungkung masih memiliki peristiwa lain yang tak kalah heroik yakni Perang Kusamba, 24-25 Mei 1849. Justru, perang dahsyat di ujung timur Klungkung ini mengguratkan sejarah gemilang lantaran saat itu laskar pemating Klungkung menuai kemenangan telak dengan berhasil membunuh jenderal Belanda sarat prestasi, Jenderal AV Michiels.

Berawal dari dua skoner

Sebagaimana dikutip dari buku Sejarah Klungkung (Dari Smarapura Sampai Puputan), drama heroik itu bermula dari terdamparnya dua skoner (perahu) milik G.P. King, seorang agen Belanda yang berkedudukan di Ampenan, Lombok di pelabuhan Batulahak, di sekitar daerah Pesinggahan. Kapal ini kemudian dirampas oleh penduduk Pesinggahan dan Dawan. Raja Klungkung sendiri menganggap kehadiran kapal yang awaknya sebagian besar orang-orang Sasak itu sebagai pengacau sehingga langsung memrintahkan untuk membunuhnya.

Oleh Mads Lange, seorang pengusaha asal Denmark yang tinggal di Kuta yang juga menjadi agen Belanda dilaporkan kepada wakil Belanda di Besuki. Residen Belanda di Besuki memprotes keras tindakan Klungkung dan menganggapnya sebagai pelanggaran atas perjanjian 24 Mei 1843 tentang penghapusan hukum Tawan Karang. Kegeraman Belanda bertambah dengan sikap Klungkung membantu Buleleng dalam Perang Jagaraga, April 1849. Karenanya, timbullah keinginan Belanda untuk menyerang Klungkung.

Ekspedisi Belanda yang baru saja usai menghadapi Buleleng dalam Perang Jagaraga, langsung dikerahkan ke Padang Cove (sekarang Padang Bai) untuk menyerang Klungkung. Diputuskan, 24 Mei 1849 sebagai hari penyerangan.

Klungkung sendiri sudah mengetahui akan adanya serangan dari Belanda itu. Karenanya, pertahanan di Pura Goa Lawah (Sunda Lawas) diperkuat. Dipimpin Dewa Agung Istri Kanya, Anak Agung Ketut Agung dan Anak Agung Made Sangging, Klungkung memutuskan mempertahankan Klungkung di Goa Lawah dan Puri Kusanegara di Kusamba.

Perang menegangkan pun pecah di Pura Goa Lawah. Namun, karena jumlah pasukan dan persenjataan yang tidak berimbang, laskar Klungkung pun bisa dipukul mundur ke Kusamba. Di desa pelabuhan ini pun, laskar Klungkung tak berkutik. Sore hari itu juga, Kusamba jatuh ke tangan Belanda. Laskar Klungkung mundur ke arah barat dengan membakar desa-desa yang berbatasan dengan Kusamba untuk mencegah serbuan tentara Belanda ke Puri Klungkung.

Jatuhnya Kusamba membuat geram Dewa Agung Istri Kanya. Malam itu juga disusun strategi untuk merebut kembali Kusamba yang melahirkan keputusan untuk menyerang Kusamba 25 Mei 1849 dini hari. Kebetulan, malam itu, tentara Belanda membangun perkemahan di Puri Kusamba karena merasa kelelahan.

Serangan Balik

Hal ini dmanfaatkan betul oleh Dewa Agung Istri Kanya. Beberapa jam berikutnya sekitar pukul 03.00, dipimpin Anak Agung Ketut Agung, sikep dan pemating Klungkung menyergap tentara Belanda di Kusamba. Kontan saja tentara Belanda yang sedang beristirahat itu kalang kabut. Dalam situasi yang gelap dan ketidakpahaman terhadap keadaan di Puri Kusamba, mereka pun kelabakan.

Dalam keadaaan kacau balau itu, Jenderal Michels berdiri di depan puri. Untuk mengetahui keadaan tentara Belanda menembakkan peluru cahaya ke udara. Keadaan pun menjadi terang benderang. Justru keadaan ini dimanfaatkan laskar pemating Klungkung mendekati Jenderal Michels. Saat itulah, sebuah meriam Canon –yang dalam mitos Klungkung dianggap sebagai senjata pusaka dengan nama I Selisik, konon bisa mencari sasarannya sendiri—ditembakkan dan langsung mengenai kaki kanan Michels. Sang jenderal pun terjungkal.

Kondisi ini memaksa tentara Belanda mundur ke Padang Bai. Jenderal Michels sendiri yang sempat hendak diamputasi kakinya akhirnya meninggal sekitar pukul 23.00. Dua hari berikutnya, jasadnya dikirim ke Batavia. Selain Michels, Kapten H Everste dan tujuh orang tentara Belanda juga dilaporkan tewas termasuk 28 orang luka-luka.

Klungkung sendiri kehilangan sekitar 800 laskar Klungkung termasuk 1000 orang luka-luka. Namun, Perang Kusamba tak pelak menjadi kemenangan gemilang karena berhasil membunuh seorang jenderal Belanda. Sangat jarang terjadi Belanda kehilangan panglima perangnya apalagi Michels tercatat sudah memenangkan perang di tujuh daerah.

Meski akhirnya pada 10 Juni 1849, Kusamba jatuh kembali ke tangan Belanda dalam serangan kedua yang dipimpin Lektol Van Swieten, Perang Kusamba merupakan prestasi yang tak layak diabaikan. Tak hanya kematian Jenderal Michels, Perang Kusamba juga menunjukkan kematangan strategi serta sikap hidup yang jelas pejuang Klungkung. Di Kusamba, pekik perjuangan dan tumpahan darah itu tidak menjadi sia-sia. Belanda sendiri mengakui keunggulan Klungkung ini.

Karena itu, menjadi layak dipertimbangkan untuk memperingati peristiwa heroik dengan kemenangan gemilang di desa lebat ilalang (kusa = ilalang) itu. Jika selama ini Klungkung dan juga daerah-daerah lain di Bali terbiasa mengenang kekalahan, tidak salah kini memulai juga untuk mengenang kemenangan. Dengan begitu, kebanggaan sebagai bangsa di kalangan generasi penerus bisa ditumbuhkan. (b.)

  • Penulis: I Made Sujaya
  • Foto: I Made Sujaya
  • Penyunting: I Made Radheya
Artikel ini telah dibaca 148 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Udayana: Raja Bali Kuno yang Terbuka dan Mau Mendengar Suara Rakyat

26 Mei 2022 - 22:18 WITA

Negara Mungkin Belum Mengakui, Tapi Dewa Agung Istri Kanya Tetap Pahlawan di Hati Rakyat Klungkung

25 Mei 2022 - 19:50 WITA

Detik-detik Perang Kusamba 24-25 Mei 1849

24 Mei 2021 - 01:27 WITA

Menengok Krisis Ekonomi Bali Pada Masa Depresi Global 1930-an

21 Mei 2021 - 23:17 WITA

Penduduk Bali 1930

Virus Korona dan Jejak “Grubug” di Tanah Bali

28 Januari 2020 - 00:01 WITA

Hari Ini 167 Tahun Silam, Klungkung Permalukan Belanda di Kusamba

24 Mei 2016 - 22:01 WITA

Trending di Bali Iloe