Bahasa daerah menjadi salah satu pilar penyumbang kosakata bahasa Indonesia. Namun, kontribusi bahasa daerah dalam pengayaan kosakata bahasa Indonesia masih rendah, termasuk bahasa Bali. Jika diurutkan, bahasa Bali menempati urutan kelima di antara bahasa-bahasa daerah yang berkontribusi dalam pengayaan kosakata bahasa Indonesia.
Masih rendahnya kontribusi bahasa daerah, termasuk bahasa Bali, dalam pengayaan kosakata bahasa Indonesia mendorong Balai Bahasa Bali mengadakan kegiatan diseminasi pengayaan kosakata bahasa Indonesia awal Maret lalu di Denpasar. Kegiatan ini mengundang para peneliti, dosen, guru, wartawan, sastrawan serta masyarakat adat.
Kepala Balai Bahasa Bali, I Wayan Tana menjelaskan kegiatan diseminasi bertujuan mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan kosakata bahasa Indonesia sekaligus sosialisasi aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V daring (online) dan luring (offline). Menurut Tana, bahasa Bali potensial untuk berkontribusi dalam pengayaan kosakata bahasa Indonesia.
Menurut Adi Budiwiyanto, dalam KBBI Pusat Bahasa Edisi Keempat (2008) terdapat kurang lebih 70 bahasa daerah yang telah dianggap sebagai warga bahasa Indonesia. Selain bahasa daerah, KBBI juga memuat dialek Melayu, seperti Melayu Jakarta, Melayu Jambi, dan Melayu Medan, serta memuat bahasa asing, seperti bahasa Arab, bahasa Belanda, dan bahasa Cina.
Berdasarkan penghitungan dengan hanya memperhatikan label penggunaan bahasa daerah, diketahui kosakata serapan bahasa daerah berjumlah 3.592 entri. Jika dilihat dari jumlah entri yang terdapat dalam KBBI Edisi Keempat (2008) yang memuat 90.049 entri, bahasa daerah ternyata hanya memberikan kontribusi sebesar lebih kurang 3,99% dalam kosakata bahasa Indonesia. Bahasa Jawa menempati urutan teratas dalam kontribusinya terhadap pengembangan kosakata bahasa Indonesia, yakni sebesar 30,54 %. Berturut-turut disusul oleh bahasa Minangkabau (25,59%), Sunda (6,14%), Madura (6,09%), Bali (4,21%), Aceh (3,08%), dan Banjar (2,75%). Sementara itu, di urutan bawah umumnya ditempati oleh bahasa di sebelah timur Indonesia, terutama wilayah Papua.
Dalam KBBI Edisi V versi daring, jumlah lema tercatat 108.260. Kosakata yang bertanda Bl (bahasa Bali) tercatat sebanyak 175. Jika dipersentasekan dari seluruh lema, kontribusi bahasa Bali hanya 0,16%.
Linguis dari Fakultas Ilmu Budaya Unud, I Made Madia menyatakan banyak kosa kata bahasa Bali yang bisa dimasukkan untuk memperkaya kosakata bahasa Indonesia. Menuru Madia, kosakata dalam bidang kuliner dan arsitektur Bali, banyak yang sudah dikenal masyarakat Indonesia sehingga bisa diadopsi ke dalam KBBI.
“Misalnya kata bale bengong. Bendanya sudah dikenal orang di Indonesia dan dunia. Ini belum masuk dalam KBBI, sehingga bisa dimasukkan dalam KBBI,” kata Madia.
Guru Besar Linguistik Undiksha Singaraja, I Nengah Suandi menyatakan peningkatan pemanfaatan kosakata bahasa daerah dalam rangka memperkaya kosakata bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa upaya, di antaranya pemberdayaan media massa, pemberdayaan guru bahasa Indonesia, pemberdayaan sastrawan, inventarisasi kosakata bahasa daerah secara berkelanjutan, dan pemberdayaan tokoh masyarakat. (b.)
Guru Besar Linguistik Undiksha Singaraja, I Nengah Suandi menyatakan peningkatan pemanfaatan kosakata bahasa daerah dalam rangka memperkaya kosakata bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui beberapa upaya, di antaranya pemberdayaan media massa, pemberdayaan guru bahasa Indonesia, pemberdayaan sastrawan, inventarisasi kosakata bahasa daerah secara berkelanjutan, dan pemberdayaan tokoh masyarakat. (b.)
http://feeds.feedburner.com/balisaja/pHqI