Kendati pun bertepatan dengan penyelenggaraan Pemilu 2014, Bulan Bahasa Bali (BBB) VI tetap jalan terus. Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan memutuskan tetap menggelar ajang pelestarian bahasa, aksara, dan sastra Bali itu 1 Februari – 2 Maret 2024.
“BBB VI pasti ada di tahun 2024 ini. Rapat persiapan telah dilaksanakan sekaligus menjawab keraguan serta pertanyaan-pertanyaan yang ada di masyarakat mengenai apakah BBB itu masih berlangsung atau tidak,” kata Plt. Kepala Bidang Sejarah dan Dokumentasi Kebudayaan Dinas Kebudayaan Bali, I Wayan Ria Arsika, S.S. saat dikonfirmasi, Selasa, 2 Januari 2024.
Namun, imbuh Rai Arsika, karena dalam suasana pemilu, khusus pada hari coblosan, yakni 13 dan 14 Februari 2024, kegiatan BBB prai alias diluburkan sejenak. Itu sebabnya, BBB VI berlangsung hingga 2 Maret 2024. Selain itu, pada bulan Februari umat Hindu di Bali juga merayakan Hari Raya Galungan.
BBB VI mengangkat tema “Jana Kerthi Dharma Sadhu Nuraga” yang bermakna Bulan Bahasa Bali merupakan altar pemuliaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali sebagai sumber kebenaran, kebijaksanaan dan cinta kasih untuk memperkuat jati diri krama Bali. Tema ini diterjemahkan ke dalam enam agenda, yakni wimbakara (lomba), sasolahan (seni pertunjukkan), widyatula (seminar), kriyaloka (workshop) dan reka aksara (pameran). Tahun ini juga tetap diberikan penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada tokoh penggiat sastra.
Pembukaan dimeriahkan dengan Festival Nyurat Lontar yang menghadirkan 500 orang peserta, dan Festival Ngetik Aksara Bali dengan keyboard aksara Bali dengan melibatkan sebanyak 200 orang peserta. Sementara dalam agenda wimbakara (lomba) disajikan 20 lomba. “Lomba akan dibagi menjadi dua kategori, yakni lomba yang pesertanya perwakilan kabupaten/Kota (6 Lomba) dan lomba yang diikuti oleh masyarakat umum (14 Lomba),” bebernya.
Untuk sasolahan (seni pertunjukkan) akan dipentaskan lima kali pertunjukan, dengan rincian pertunjukan pembukaan dengan lakon “Smaradahana”, pertunjukkan penutupan dengan lakon “Andabhuwana”, panggung apresiasi sastra dengan lakon “Jaratkaru”. Panggung apresiasi sastra ini akan mementaskan kesenian wayang. Widyatula (seminar) akan dilaksanakan dua kali, yakni seminar bahasa, aksara dan sastra Bali. Seminar diisi pula bedah lontar dengan judul “Wreti Sesana/Dharma Kahuripan/Putra Sesana/Sila Krama”.
Kriyaloka (workshop) juga diselenggarakan dua kali, yaitu lokakarya pengembangan aksara dan pasang aksara Bali serta workshop drama Bali modern. Sementara reka aksara (pameran) mengambil tema “Dharmakriya Transformasi Bahasa, Aksara dan Sastra Bali dalam Teknologi Kreatif”. Pameran akan diikuti oleh perajin, penenun, pangusada, dan sebagainya.
“Untuk Bali Kerthi Nugraha Mahottama, penerimanya dua orang. Proses seleksinya dimulai dengan usalan dari masing-masing kabupaten/kota. Masing-masing kabupaten/kota mengirimkan dua nama sebagai calon penerima penghargaan, lalu diseleksi oleh tim penilai,” jelas Ria Arsika. (*)
- Laporan: I Made Radheya
- Foto: I Made Radheya
- Penyunting: I Made Sujaya