Hari Ini, Bali Emerging Writers Fertival Dimulai
Dua penulis muda Bali, I Putu Supartika dan Ni Wayan Idayati dihadirkan bersama penulis muda dari daerah lain di Indonesia serta penulis asing dalam Bali Emerging Writers Festival (BEWF). Acara tahunan yang berafiliasi dengan Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) itu dimulai Jumat (24/4) hari ini hingga Minggu (26/4) di Dannes Art Veranda, Denpasar.
Supartika merupakan penulis muda Bali yang banyak menulis karya sastra berbahasa Bali. Cerpen-cerpen berbahasa Bali yang ditulisnya banyak dimuat di lembaran bahasa Bali Bali Post “Bali Orti”, Pos Bali, majalah Ekspresi. Selain karya berbahasa Bali, Supartika juga menulis cerpen dalam bahasa Indonesia yang dimuat di berbagai media nasional, seperti, DenPost, Indopos, buletin Jejak Media, Media Indonesia, Radar Surabaya, koran sastra Mata Banua, buletin Mantra, Ogan Ilir Ekspres dan Jogja Review. Supartika sudah menerbitkan buku kumpulan cerpen berbahasa Bali, Yen Benjang Tiang Dados Presiden (Jika Nanti Saya Jadi Presiden) pada Desember 2014 lalu.
Idayati juga penulis muda Bali yang cukup produktif. Karya-karyanya berupa puisi, cerpen, esai dan laporan jurnalistik pernah dimuat di Koran Tempo, Pikiran Rakyat, Bali Post, jurnal Bali Sruti, Koran Renon, serta Bali Tribune. Puisinya dimuat dalam buku antologi Dendang Denpasar Nyiur Sanur, antologi puisi Pertemuan Penyair Nusantara VI Sauk Seloko, antolongi puisi bersama Lomba Cipta Puisi Komunitas Kopi Andalas.
Penulis luar yang ikut hadir di antaranya Eka Kurniawan (Jakarta), Valiant Budi (Jakarta), Windy Ariestanty (Jakarta), Aan Mansyur (Makassar), Terra Bajraghosa (Yogyakarta), serta sineas Lucky Kuswandi (Jakarta). Selain itu, sejumlah penulis muda asing juga ikut hadir, seperti Noor Hasnah, Deborah Emmanuel (Singapura), Omar Sakh dan Lou Heinrich (penulis Australia pertukaran Emerging Writers Festival).
Pendiri dan Direktur UWRF, Janet DeNeefe, Kamis (23/4) menjelaskan peran media sosial dalam dunia penulisan, terutama bagi penulis muda, menjadi tema penting yang didiskusikan dalam BEWF. Bagi penulis muda, media sosial dapat menjadi ajang berbagi pengalaman, gagasan dan tulisan yang mudah diakses publik.
Janet mengajak remaja bisa mengambil sisi positif media sosial. Dominasi media sosial bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan minat baca dan menulis sehingga bisa melahirkan karya sastra yang berkualitas.
BEWF 2015 mengagendakan sejumlah acara, di antaranya diskusil panel, pemutaran film, workshop, musik, pertunjukan sastra serta ruang komunitas keratif. Jumat ini dilangsung acara workshop penulisan catatan perjalanan, diskusi panel “Menulis untuk Mendunia”, diskusi “With or Without Words“, peluncuran buku dan pameran fotografi, pertunjukan musik “Celebration Night” serta Pasar Menggelinjang “Creative Art Market“. Seluruh rangkaian acara dinyatakan gratis. (b.)
http://feeds.feedburner.com/balisaja/pHqI