Kalangan muda Bali ternyata kurang berminat mengunjungi ajang Bulan Bahasa Bali (FBBB). Penilaian ini datang dari Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha saat rapat persiapan Bulan Bahasa Bali VII tahun 2025 di Kantor Dinas Kebudayaan Bali, Denpasar, Rabu, 8 Januari 2025.
Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan kembali melaksanakan festival bahasa, aksara dan sasra Bali bertajuk Bulan Bahasa Bali (BBB). Penyelenggaraan BBB VII akan berlangsung sebulan penuh, mulai 1 – 28 Februari 2025 mendatang.
Melihat kenyataan itu, Arya Sugiartha mengatakan perlu membangun ekosistem baru, sehingga FBBB lebih menarik untuk melibatkan partisipasi anak-anak muda. “Ini yang menjadi tujuan agar ekosistem kebudayaan maka dibuat menarik, dengan kreasi pencipataan seni baru, sehingga ada semacam ketertarikan masyarakat khususnya anak-anak muda,” ungkap Arya Sugiartha didampingi tim kurator, I Nyoman Suarka dan I Gede Nala Antara.
Menurut Arya Sugiartha, dalam FBBB harus selalu ada ruang kreatif bagi generasi muda serta ada ruang ekonomi, yaitu ada transaksi ekonomi. Karena itu harus ada produk bahasa Bali yang bernilai dan bisa dijual di FBBB. Menurutnya, sangat penting menyampaikan informasi seputar FBBB dengan inovasi-inovasi kekinian, sehingga disukasi anak-anak muda. “Kali ini kami telah meluncurkan jingle dengan penyanyi Lanang Botak dengan lirik sederhana agar menarik,” ujarnya.
Arya Sugiartha menambahkan BBB VII Tahun 2025 dipolakan menggunakan terobosan inovatif dengan pengaplikasian Ekosistem Kerangka Statistik Budaya (KSB) dengan menata BBB melalui kelima standar Ekosistem KSB. Dengan begitu, BBB akan menjadi lebih hidup dan dinamis.
Seluruh kabupaten /kota se Bali memastikan akan mengikuti seluruh lomba dari berbagai kategori yang akan berlangsung selama pelaksanaan BBB ke VI. Mulai dari lomba nyurat lontar (SMP), wiwada (SMA/SMK), ngwacen lontar (SMA/SMK), nyurat aksara Bali (SD), masatua krama istri (PAKIS Bali) dan sambrama wacana (prajuru adat).
Arya Sugiartha menyambut baik kabupaten/kota yang memastikan diri mengikuti seluruh lomba yang akan digelar dalam ajang BBB 2025 ini. Dikatakan, BBB merupakan wujud implementasi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2018 tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta penyelenggaraan BBB.
Ajang BBB VII menyajikan utsawa (festival), wimbakara (lomba), sasolahan (panggung apreasiasi sastra), widyatula (seminar), kriyaloka (workshop), rekaaksara (Pameran), dan Bali Kerthi Nugraha Mahottama. Penyelenggaraan BBB juga dilaksanakan di tingkat desa, kelurahan, dan desa adat se-Bali. Termasuk tingkat Kota/Kabupaten se-Bali serta tingkat lembaga pendidikan (PAUD, SD, SMP, SMA/SMK, Perguruan Tinggi) se-Bali.
Dalam ajang kali ini juga akan dilakukan kegiatan perawatan lontar milik masyarakat bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Kota/Kabupaten, dengan memanfaatkan 626 tenaga Penyuluh Bahasa Bali yang ditugaskan tersebar di setiap Desa. “Target dari kegiatan ini adalah dapat membersihkan dan merawat 1.500 cakep lontar koleksi masyarakat,” ungkap mantan Rektor ISI itu.
Sementara lomba umum, yaitu gending rare (SD), menggambar satua Bali (SD), desain poster berbahasa Bali, drama modern berbahasa Bali, film pendek berbahasa Bali dan konten media sosial berbahasa Bali. Khusus untuk sasolahan akan ditampilkan juara I Lomba Drama Bali Modern tahun 2024, yakni Teater Genta Malini (SMA N 1 Gianyar) dengan judul “Diah Ratna Manggali”. Sementara seminar mengangkat topik “Aksara Bali di Dunia Digital: Penggunaan Font Aksara Bali di berbagai Platform Media” dan bedah lontar “Bhuwana Purana”.
Kriyaloka (workshop) menyajikan materi produksi konten digital kreatif dan edukatif dengan bahasa, aksara, dan sastra Bali serta memanfaatkan platform media sosial untuk Melestarikan Bahasa Bali.
Gelaran pameran ini menampilkan aneka produk kreatif berbasis bahasa, aksara dan sastra Bali serta produk bernilai ekonomis akan diisi oleh komunitas, UMKM dan industri kreatif. Pameran bertempat di bawah Gedung Ksirarnawa.
Dalam Pameran ini juga terdapat ruang edukasi ramah anak. Dalam BBB VII ini juga diberikan penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahotama bagi sastrawan, praktisi bahasa, aksara dan sastra Bali yang mendedikasikan diri pada bidang bahasa, aksara dan sastra Bali. Penghargaan ini berupa lencana emas 25 gram 22 karat dan uang apresiasi senilai Rp 100 juta rupiah. (b.)