Menu

Mode Gelap
Saraswati, E-book, dan Hoaks Raih Rancage, Ini Tiga Keunggulan Buku Renganis Karya Komang Sujana Memuliakan Bahasa, Mengharmonikan Semesta Raya Babak Pertama yang Membosankan, Babak Kedua yang Menegangkan Siap-siap Tangkil, Usabha Pitra di Pura Dalem Puri Besakih Dimulai Hari Ini

Bali Jani · 12 Mei 2023 09:25 WITA ·

Pasamuhan Agung Basa Bali VIII Susun Buku Pedoman Pasang Aksara Bali


					Gubernur Bali, I Wayan Koster (baju merah) melantik dan mengukuhkan pengurus Lembaga Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali di sela-sela Pasamuhan Agung Basa Bali VIII di Prime Plaza Hotel, Sanur, Kamis, 11 Mei 2023. Perbesar

Gubernur Bali, I Wayan Koster (baju merah) melantik dan mengukuhkan pengurus Lembaga Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali di sela-sela Pasamuhan Agung Basa Bali VIII di Prime Plaza Hotel, Sanur, Kamis, 11 Mei 2023.

Ada Penambahan Aksara Anyar F, V, X, Z, dan Q

Pasamuhan Agung Basa Bali VIII digelar Kamis dan Jumat, 11—12 Mei 2023 di Prime Plaza Hotel, Sanur, Denpasar. Kegiatan yang diikuti 100 peserta dari kalangan Lembaga Bahasa, Aksara dan Sastra Bali,  akademisi, praktisi, serta penyuluh bahasa Bali itu diselenggarakan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. Salah satu agenda penting pasamuhan kali ini, yakni menyusun buku pedoman pasang aksara Bali.

Buku Pedoman Pasang Aksara Bali ini disusun oleh suatu tim penyusun yang terdiri atas tujuh orang. Mereka merupakan  akademisi dan praktisi yang memiliki kompetensi dalam bidang aksara Bali. Buku yang telah disusun akan dicetak dan dibagikan ke pihak-pihak terkait seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kebudayaan, Majelis Desa Adat, Penyuluh Bahasa Bali, dan sebagainya sebagai panduan dalam penggunaan aksara Bali di tengah-tengah masyarakat. Direncanakan, pencetakan dan sosialisasi buku pedoman tersebut dilaksanakan pada bulan Juni—Juli 2023, sekaligus sebagai ajang sosialisasi hasil-hasil pasamuhan.

Kegiatan Empat Tahunan

Kepala Bidang Sejarah dan Dokumentasi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, A.A. Ngurah Bagawinata kepada wartawan, Selasa (9/5) menjelaskan Pasamuhan Agung Basa Bali ini merupakan sebuah kegiatan berbasis kongres yang dilaksanakan untuk melakukan penyamaan persepsi dan penyempurnaan pedoman penggunaan bahasa, aksara dan sastra Bali untuk menjaga eksistensi bahasa Bali seiring dengan perkembangan peradaban. Tim perumus dalam pasamuhan, yakni Prof. Dr. Drs. I Nyoman Suarka, M.Hum., Prof. Dr. I Made Surada, M.A., Dr. I Wayan Suardiana, M.Hum., Drs. A.A. Ngurah Bagawinata, M.A. dan Putu Ari Suprapta Pratama, M.Hum.

“Kegiatan ini berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali yang mengamanatkan pelaksanaan Pasamuhan Agung Basa Bali setiap 4 (empat) tahun sekali dan menjadi salah satu tugas dan fungsi dari Lembaga Bahasa, Aksara dan Sastra Bali,” paparnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiharta dalam sambutannya saat pembukaan pasamuhan, Kamis, 11 Mei 2023 mengatakan seharusnya kegiatan pasamuhan ini digelar setiap 4 tahun sekali. Namun, dikarenakan adanya Covid-19, pelaksanaannya baru bisa digelar saat ini. Selain pasang aksara Bali, dalam pasamuhan juga dibahas tata penulisan dan bahasa Bali serapan serta pengukuhan Lembaga Bahasa, Aksara dan Sastra Bali oleh Gubernur Bali, Wayan Koster.

Sebelumnya, kegiatan Pasamuhan Agung Basa Bali didahului kegiatan FGD guna menjaring ide dan gagasan yang akan menjadi topik pembahasan pada saat Pasamuhan Agung. FGD diikuti oleh Lembaga Bahasa, Aksara dan Sastra Bali, akademisi, praktisi dan para pemangku kepentingan terkait yang dilaksanakan sebanyak tiga kali. Pada FGD I dibahas penyempurnaan pasang aksara Bali dan pengembangannya. FGD II membicarakan topik penyempurnaan ejaan bahasa Bali dengan huruf Latin dan FGD III mengangkat topik pedoman penulisan unsur serapan dalam bahasa Bali.

“Ada sebanyak 19 rekomendasi dari hasil FGD tersebut,” tambah Bagawinata.

Tambahan Aksara Anyar

Gubernur Bali, Wayan Koster mengapresiasi Pasamuhan Basa Bali yang digelar kembali untuk menjaga, melestarikan  budaya, tradisi khususnya pelestarian bahasa, aksara dan sastra Bali. “Saya bangga dan mengapresiasi pelaksanaan pasamuhan ini di mana berkaitan dengan visi Sat Kerthi Loka Bali yang menjadikan budaya sebagai pembangunan yang mencerminkan berbagai aspek kehidupan sesuai dengan Perda No.4 tahun 2020 tentang penguatan dan pemajuan kebudayaan Bali, yaitu salah satunya berkaitan dengan bahasa Bali,” ujar Koster.

Lanjut Koster, bahasa Bali itu penting sehingga harus dibuatkan aturan karena ruang Bahasa Bali itu semakin sempit, adanya pengaruh bahasa luar. Pihaknya mengajak agar penerapan bahasa Bali mulai dilakukan dari rumah, biasakan berbahasa Bali dari keluarga, kemudian di banjar-banjar, di sekolah mulai tingkat SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi.

“Saat Bulan Bahasa Bali belum lama ini, saya melihat banyak anak-anak yang nyurat aksara Bali di lontar. Itu keren. Pada saat itu membuat aksara Bali menggunakan teknologi keyboard, keduanya bisa berjalan dengan baik. Itu sangat keren menjaga budaya antara tradisi dan teknologi,“ ujarnya.

Selain itu, Wayan Koster juga menyinggung tentang tambahan aksara Bali. Yang dibahas dalam pasamuhan ini, yakni adanya penambahan aksara Bali anyar, seperti F, V, X, Z, dan Q. ”Apabila dimasukkan menjadi aksara Bali, saya minta agar tampilan wajahnya harus harmonis. Kalau dijejer tidak ada gap, tidak ketahuan baru,” kata Koster.

Ia juga menyebut harus ada landasan prinsip dalam penciptaannya. “Kalau itu bisa, siapa punya ide apa landasan, Pak Kadis, siapkan penghargaan bagi yang menemukan, “ katanya.

Tokoh PDIP itu berpesan kepada para peserta Pasamuhan Agung Basa Bali, agar membangun budaya Bali secara bersama-sama di semua aspek, seperti kesenian, kuliner lokal,dan sebagainya, agar  dilakukan secara totalitas untuk menjaga Bali. “Budaya itu menjadikan kebanggaan dan harus dijaga, sebuah negara maju karena budayanya maju, contoh seperti China, Korea dan Jepang,budayanya sangat kuat, ” tegasnya.

  • Laporan: I Made Radheya
  • Foto: I Made Radheya
  • Penyunting: I Made Sujaya
Artikel ini telah dibaca 210 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Raih Rancage, Ini Tiga Keunggulan Buku Renganis Karya Komang Sujana

1 Februari 2025 - 10:20 WITA

Memuliakan Bahasa, Mengharmonikan Semesta Raya

31 Januari 2025 - 21:47 WITA

Babak Pertama yang Membosankan, Babak Kedua yang Menegangkan

29 Januari 2025 - 05:43 WITA

Misi Memutus Rekor Buruk Bali United Lawan Borneo FC

27 Januari 2025 - 17:50 WITA

Ritus Mejaga-jaga yang Nyaris Dilupakan dalam Karawitan Ekologis I Nyoman Kariasa

26 Januari 2025 - 09:47 WITA

Nyala Api Literasi dari Lembah Bukit Undisan

24 Januari 2025 - 08:14 WITA

Trending di Bali Jani