Menu

Mode Gelap
Saraswati, E-book, dan Hoaks Raih Rancage, Ini Tiga Keunggulan Buku Renganis Karya Komang Sujana Memuliakan Bahasa, Mengharmonikan Semesta Raya Babak Pertama yang Membosankan, Babak Kedua yang Menegangkan Siap-siap Tangkil, Usabha Pitra di Pura Dalem Puri Besakih Dimulai Hari Ini

Bali Jani · 13 Feb 2023 22:04 WITA ·

Alih Media Digital Agar Aksara Bali tak Jadi Momok Generasi Milenial


					Salah seorang peserta kriyaloka sedang mencoba mengetik aksara Bali di laptop. Perbesar

Salah seorang peserta kriyaloka sedang mencoba mengetik aksara Bali di laptop.

Membaca dan menulis aksara Bali kerap kali jadi momok generasi milenial dalam belajar bahasa Bali. Selain karena tak akrab, penulisan aksara Bali dinilai kurang praktis. Di sisi lain, perkembangan dunia digital membuat anak-anak muda makin berpikir praktis. Kondisi ini mendorong para pemerhati bahasa dan aksara Bali mengenalkan model penulisan aksara Bali menggunakan komputer.

Yang paling anyar, dikenalkannya penggunaan papan ketik (patik) atau keyboard aksara Bali. Berbagai upaya ini perlahan membuat generasi muda Bali tertarik belajar menulis aksara Bali. Mereka diharapkan tak lagi menganggapnya sebagai momok, justru sesuatu yang menyenangkan.

Serangkaian Bulan Bahasa Bali V, penggunaan keyboard aksara Bali makin didekatkan dengan generasi milenial. Panitia menginisiasi kegiatan kriyaloka (workshop) ngripta atau ngetik aksara Bali dengan keyboard aksara bali di Kalangan Ayodya, Taman Budaya, Senin, 13 Februari 2023. Kriyaloka ini menampikan dua narasumber, yakni Cokorda Rai Adi Pramartha, Ph.D. dan Wayan Yogik Aditya Urdhahana, S.S., M.Pd.H. Kriyaloka yang diikuti puluhan pelajar SMA/SMK itu dipandu I Wayan Artha Diputra,S.Pd.B.

Karena kriyaloka langsung disertai dengan praktik mengetik aksara Bali di laptop, para pelajar SMA/SMK itu pun tampak bergairah. Mereka tampak bersemangat mencoba patik aksara Bali. “Wah, asyik juga mengetik aksara Bali di laptop,” celetuk salah seorang siswa.

Cok Rai Adi Pramartha mengaku bangga melihat generasi muda Bali antusias mengikuti workshop mengetik aksara Bali ini. Selama ini, umumnya orang berpikir bahwa aksara Bali hanya untuk orang-orang tua. Ternyata, anak-anak muda juga tertarik belajar menulis aksara Bali dengan cara mengetik.

Menurut Cok Rai, para peserta tampak tidak ada kesulitan dalam menulis aksara Bali di laptop. Mereka kebanyakan sudah memiliki pemahaman menulis aksara Bali, sehingga kini mereka hanya mengalihkan medianya saja. Sebelumnya menulis di atas daun lontar ataupun di atas kertas, sekarang mengetik di atas sistem digital.

“Jadi pemahamannya tidak berubah, tetapi cara atau medianya yang berbeda,” sebut sang pembuat patik aksara Bali ini.

Lebih Mudah

Hal ini sekaligus menampik kesan yang menyebutkan menulis aksara Bali itu susah. Dengan laptop, menulis aksara Bali kini menjadi mudah. Menulis dengan keyboard ini lebih mudah. Aksara itu dibuat pada satu titik. Misalnya, aksara ‘t’ dan gantungan ‘t’ itu ada di tombol yang sama. “Kuncinya, mereka mengenal aksara Bali, yakni a na ca ra ka dan lainnya secara baik, karena semuanya ada di sana. Gantungan dan lainya ada pada satu tombol yang sama, tinggal sekarang kombinasi, disesuaikan dengan warna yang ada di sana,” ucapnya.

Cok Rai yang juga dosen Informatika Fakultas MIPA Unud ini menjelaskan, anak-anak muda sangat nyaman menulis aksara Bali dengan keyboard karena tulisan itu nanti bisa diedit. Kalau ada yang salah menulis bisa diperbaiki, bahkan bisa diperbaiki oleh temannya. Melalui teknologi ini, pembelajaran menulis aksara lebih baik dari pada menulis di atas kertas. Menulis aksara dengan tangan hasilnya juga tak terlalu bagus dan susah mengkoreksinya.

“Sekarang, dengan menulis aksara Bali secara digital, maka itu bisa dituliskan di atas facebook wall dan instagram. Itu memang tujuan mereka sekarang,” ujarnya meyakinkan.

Apalagi setelah menulis, teman-teman sebayanya menanyakan, apa tulisan itu, apa artinya, bagaimana menulisnya. Karena itu, penulis aksara Bali menjadi orang yang spesial. Terlebih lagi jika yang bertanya bukan dari kalangan orang Bali, sehingga menjadi kebanggaan buat penulis aksara. “Itu yang saya dapatkan dari kalangan anak muda setelah biasa mengetik aksara Bali,” paparnya.

Cok Rai menambahkan, setiap kali memperkenalkan keyboard aksara Bali, komentar anak-anak muda bilang keren. Itu yang seungguhnya dituju. Kalau sudah merasa keren, maka mereka mau melakukannya. Syukurnya, kata dia, pemerintah mendukung melakukan perubahan kurikulum.

“Perangkat sudah ada, anak-anak mau berubah, tetapi kurikulum tak berubah, ini yang tak ada gunanya. Sekarang ada kurikulum aksara Bali dalam format digital,” sebutnya.

Sejauh ini aksara Bali tak bisa dicari secara digital di internet. Namun, jika semakin banyak menuliskannya di internet, maka aksara Bali semakin bisa dilacak di dunia digital.

“Memang, saat ini penggunaan aksara Bali dalam ranah digital masih dianggap rendah. Mudah-mudahan dengan didistribusikan perangkat ini aksara Bali bisa naik dan lebih dikenal,” harapnya.

Menurut Cok Rai, di Indonesia ada tiga aksara yang sudah diakui oleh negara sebagai standar nasional Indonesia, yakni aksara Bali, aksara Jawa dan aksara Sunda. Namun, kata dia, hanya aksara Bali yang perkembangannya paling cepat serta didukung peraturan daerah (perda) khusus tentang aksara Bali. Kalau daerah lain, menyebut aksara daerahnya dengan aksara daerah, tetapi beda dengan aksara Bali yang disebut aksara Bali.

“Saya bersyukur perangkat yang masih belum sempurna ini, semua orang bisa menerima. Kekurangan pasti ada, tetapi sudah ada yang mau menggunakan,” ucapnya penuh syukur. (b.)

  • Laporan: I Made Radheya 
  • Foto: istimewa 
  • Penyunting: I Made Sujaya
Artikel ini telah dibaca 311 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Raih Rancage, Ini Tiga Keunggulan Buku Renganis Karya Komang Sujana

1 Februari 2025 - 10:20 WITA

Memuliakan Bahasa, Mengharmonikan Semesta Raya

31 Januari 2025 - 21:47 WITA

Babak Pertama yang Membosankan, Babak Kedua yang Menegangkan

29 Januari 2025 - 05:43 WITA

Misi Memutus Rekor Buruk Bali United Lawan Borneo FC

27 Januari 2025 - 17:50 WITA

Ritus Mejaga-jaga yang Nyaris Dilupakan dalam Karawitan Ekologis I Nyoman Kariasa

26 Januari 2025 - 09:47 WITA

Nyala Api Literasi dari Lembah Bukit Undisan

24 Januari 2025 - 08:14 WITA

Trending di Bali Jani