Bertepatan dengan rahina Buda Wage Kelawu, Rabu, 5 Oktober 2022 besok, dilaksanakan puncak Karya Mamungkah, Mapadudusan Agung, Ngenteg Linggih dan Mupuk Padagingan di Pura Dang Kahyangan Jagat Penataran Agung Padangbai, Karangasem. Upacara ini digelar setelah renovasi pura tuntas dikerjakan dan menelan biaya upacara sekitar Rp 1,6 miliar. Terakhir kali, upacara ini digelar 50 tahun lalu.
Bendesa Desa Adat Padangbai, I Komang Nuriada menjelaskan upacara digelar dengan tujuan menyucikan seluruh bangunan pura yang telah selesai direnovasi. Upacara ini serupa terakhir kali digelar 50 tahun lalu. Krama Desa Adat Padangbai, imbuh Nuriada, sudah merancang karya ini sejak empat tahun lalu.
Menurut Nuriada, Pura Penataran Agung Padangbai merupakan salah satu jejak suci petilsan Ida Pedanda Sakti Bawu Rauh atau Dhanghyang Nirarta yang merupakan salah satu tokoh pembaharu dalam praktik agama Hindu di Bali. Karena itu, pura ini memiliki makna penting bagi masyarakat Bali dan umat Hindu.
Nuriada memaparkan sebagai yajamana karya, yakni Ida Pedanda Gde Udiana dari Griya Yeh Malong, Desa Culik, Karangasem dengan tapini (pengayah suci bidang upakara) Ida Pedanda Istri Putri Sogata dari Griya Keniten Taman Yeh Malong Culik. Sementara pangrajeg karya, yakni Cokorda Raka Kerthyasa dari Puri Ubud.
Panitia merancang karya ini dengan anggaran biaya Rp 1,6 miliar. Sebagian besar anggaran tersebut berupa pembiayaan banten yang merupakan aturan (persembahan) dari pandita brahmana seluruh Bali. “Pelangkap upakara atau yang belum ada aturannya dibiayai dari dana krama Desa Adat Padangbai,” jelasnya.
Dalam upacara ini digunakan wewalungan utama, antara lain tiga kerbau 3 ekor, kambing 9 ekor, penyu, Menjangan, Rusa, masing-masing seekor, serta jenis unggas, seperti itik, ayam, dan lainnya. Nuriada berterima kasih atas punia dalam bentuk uang, sarana upakara dan lainnya dari banyak pihak dari kalangan umat Hindu di Bali maupun luar Bali.
Rangkaian upacara sudah dimulai pada Buda Wage Kelawu, 9 Maret 2022 lalu, yakni matur piuning dan nuwasen karya. Setelah itu dilanjutkan nuwasen nanceb/uparengga pada Buda Kliwon Matal, Rabu, 17 Agustus 2022. Pada Minggu, 11 September 2022 dilaksanakan upacara majaya-jaya panitia karya. Pada 13 September 2022 dilaksanakan upacara mlaspas dan rsi gana. Setelah itu dilaksanakan upacara ngadegang Batara Sri/negtegang Sri Sedana pada Jumat, 16 September 2022. Sabtu, 17 September 2022 dilaksanaan upacara nuur tirtha ke berbagai pura. Rangkaian upacara selanjutnya, mlaspas lan mendak bagya agung lan pula kerti agung di Pura Panataran Silayukti, pada Rabu, 21 September 2022.
Pada 23 September 2022 dilaksanakan upacara mapepada wewalungan melasti. 24 September 202 dilanjutkan dengan malasti makekobok serta mendak agung. Minggu, 25 September 2022 dilaksanakan upacara mapapada wewalungan tabuh gentuh serta memben tawur. Pada 26 September 2022 dilaksanakan upacara tawur labuh gentuh yang di-puput Ida Pedanda Gede Rai Gunung dari Griya Babakan Gianyar, Ida Pedanda Gde Jelantik Giri dari Gria Gunung Sari Peliatan Ubud dan dihadiri panglingsir Puri Klungkung, Ida Dalem Semaraputra.
Pada 29 dan 30 September 2022 dilaksanakan upacara mungkus atau ngaput padagingan. Senin, 3 Oktober 2022 kemarin dilaksanakan upacara mapapada wewalungan puncak karya. Hari ini, Selasa, 4 Oktober 2022 dilaksanakan memben puncak karya. Sementara puncak karya dilaksankan Rabu, 5 Oktober 2022 besok. Puncak karya di-puput lima orang sulinggih, yakni Ida Pedanda Gede Rai Gunung Ketewel dari Gria Babakan Gianyar, Ida Pedanda Gede Putra Tamu dari Gria Bungaya, Ida Pedanda Istri Nyoman Keniten dari Gria Pendem, Ida Pedanda Gede Mas Timbu dari Gria Tengah Kaba-kaba Tabanan serta Ida Pedanda Gede Nyoman jelantik Dwaja dari Gria Budakeling. Pada puncak upacara juga dilaksanakan upacara munggah ka paselang, macecingak marah desa saking parayunan/paninjoan, dan munggah ka padanan.
Upacara nyineb dilaksanakan pada Soma Umanis Watunung, 17 Oktober 2022. Pada upacara panyineban juga dilaksanakan upacara nuwek bagia pulakerti. (b.)
- Laporan: I Ketut Jagra
- Foto: Panitia Karya
- Penyunting: I Made Sujaya