Menu

Mode Gelap
Keragaman Fantasi dalam Festofantasy HUT ke-39 SMA Paris Edukasi Kesejahteraan Hewan, Ajak Anak-anak Kenali Zoonosis Kirab Nasionalisme Hari Kemerdekaan ala Desa Adat Kedonganan Baca Puisi Tak Sekadar Intonasi, Tapi Interpretasi: Dari LBP FULP se-Bali 2023 “Duwe” Desa Adat, Krama dan Prajuru Adat Wajib Bentengi LPD

Bali Jani · 4 Sep 2022 09:52 WITA ·

Usai Ngeroras, Desa Adat Kusamba Nuntun ke Goa Lawah dan Besakih


					Upacara nuntun di Desa Adat Kusamba di Pura Dalem Puri, 3 September 2022. Perbesar

Upacara nuntun di Desa Adat Kusamba di Pura Dalem Puri, 3 September 2022.

Setelah menuntaskan upacara ngeroras pada Rabu, 31 Agustus 2022 lalu, Desa Adat Kusamba melaksanakan upacara nuntun dan nyegara gunung ke Pura Goa Lawah (Klungkung), Pura Dalem Puri dan Pura Besakih (Karangasem), Sabtu, 3 September 2022. Dalam upacara yang diikuti ratusan krama pangarep atau pamilet (peserta) serta prawartaka (panitia) itu di-tuntun 229 puspa yang telah disucikan menjadi dewa hyang.

Ketua Umum Prawartaka Karya, I Nengah Sumarnaya menjelaskan menjelaskan upacara nuntun dan nyegara gunung merupakan rangkaian Karya Pitra Yadnya Kinembulan, Ngeroras, lan Nuntun Desa Adat Kusamba 2022. Upacara ini bertujuan menyucikan atman yang diupacarai agar menjadi dewa hyang dan bisa bersatu dengan para leluhur yang dipuja di masing-masing sanggah, merajan, merajan agung, paibon dan sejenisnya sesuai dresta (tradisi lokal) di Desa Adat Kusamba.

Ketua I Prawartaka yang membidangi upacara dan upakara, AA Gede Sarwa Damana menambahkan inti upacara nuntun sejatinya ngiring dewa hyang muspa ke berbagai pura, mulai dari kahyangan tiga di desa adat, kahyangan jagat, hingga sad kahyangan. Ini sebagai tahapan yang mesti dilalui sebelum dewa hyang distanakan di tempat suci masing-masing di merajan, merajan agung, paibon dan lainnya.

Ida Pedanda Gede Putra Tembau yang memimpin upacara nuntun Desa Adat Kusamba, 3 September 2022.

Upacara nuntun diawali dengan upacara nunas di segara (laut) yang dilaksanakan di Pantai Kusamba pada pagi hari. Selesai upacara nunas di segara, upacara dilanjutkan dengan muspa ke Pura Goa Lawah, Pesinggahan, Klungkung. Setelah itu, upacara dilanjutkan di Pura Dalem Puri dan ke pura-pura padharman di Pura Besakih. Seluruh rangkaian upacara nuntun dan nyegara gunung berlangsung seharian penuh dan dipimpin Ida Pedanda Gede Putra Tembau dari Gria Aan, Klungkung.

“Sesudah selesai muspa ke kahyangan jagat, upacara nuntun diakhiri dengan menstanakan dewa hyang di masing-masing merajan, merajan agung, paibon dan lainnya sesuai dresta,” kata Sarwa Damana.

Bendesa Desa Adat Kusamba, AA Gede Raka Swastika bersyukur karena seluruh rangkaian upacara ngaben, ngeroras dan nuntun atau nyegara gunung berjalan lancar tanpa hambatan berarti. Seluruh krama pamilet atau pangarep  serta krama desa mengikuti semua rangkaian upacara dengan tertib sesuai arahan prawartaka. Karena itu, pihaknya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas dukungan dan kesediaan krama pamilet dan krama desa.

“Kami di prajuru dan prawartaka juga menyampaikan permohonan maaf apabila sepanjang pelaksanaan karya ini ada hal-hal yang kurang berkenan, baik tutur kata, tindakan, dan hal-hal lainnya,” ujar Raka Swastika.

Raka Swastika menegaskan kelancaran karya pitra yadnya di Desa Adat Kusamba tidak lepas dari konsep kinembulan yang dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh seluruh krama pamilet dan krama desa. Kinembulan (berasal dari kata kembulin yang mendapat sisipan in dan mengalami penyesuaian pengucapan menjadi kinembulan) merupakan kearifan lokal Bali yang bermakna mengerjakan sesuatu, termasuk upacara, secara bersama-sama, bergotong-royong dengan semangat kekeluargaan dan saling membantu. (b.)

  • Laporan: I Made Sujaya
  • Foto: I Nyoman Suarsa
  • Editor: Ketut Jagra 
Artikel ini telah dibaca 187 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Kirab Nasionalisme Hari Kemerdekaan ala Desa Adat Kedonganan

17 Agustus 2023 - 16:38 WITA

Baca Puisi Tak Sekadar Intonasi, Tapi Interpretasi: Dari LBP FULP se-Bali 2023

8 Agustus 2023 - 15:57 WITA

“Duwe” Desa Adat, Krama dan Prajuru Adat Wajib Bentengi LPD

31 Juli 2023 - 19:48 WITA

“Ah”, Putu Wijaya Tak Pernah Berhenti Mengajak Berpikir

30 Juli 2023 - 22:10 WITA

Selain Seksualitas, Ada Juga Sisi Gelap Bali dalam Novel Ayu Utami

28 Juli 2023 - 11:12 WITA

Sederet Pekerjaan Rumah Bali Sebelum Gelar Pameran Buku Internasional

23 Juli 2023 - 23:16 WITA

Trending di Bali Jani