Menu

Mode Gelap
Keragaman Fantasi dalam Festofantasy HUT ke-39 SMA Paris Edukasi Kesejahteraan Hewan, Ajak Anak-anak Kenali Zoonosis Kirab Nasionalisme Hari Kemerdekaan ala Desa Adat Kedonganan Baca Puisi Tak Sekadar Intonasi, Tapi Interpretasi: Dari LBP FULP se-Bali 2023 “Duwe” Desa Adat, Krama dan Prajuru Adat Wajib Bentengi LPD

Bali Jani · 19 Agu 2022 08:50 WITA ·

Upacarai 185 Sawa, 48 Patulangan Diarak Menuju Setra


					Upacarai 185 Sawa, 48 Patulangan Diarak Menuju Setra Perbesar

Ngaben Kinembulan Desa Adat Kusamba

Desa Adat Kusamba, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung melaksanakan upacara ngaben kinembulan atau ngaben secara bergotong-royong pada Jumat, 19 Agustus 2022. Dalam upacara yang bertajuk Karya Pitra Yadnya Kinembulan, Ngeroras, lan Nuntun Desa Adat Kusamba tahun 2022 ini, diupacarai 185 sawa ngaben dan 69 sawa ngerapuh/ngelungah.

Dari segi jumlah peserta, ini termasuk terbanyak sepanjang sejarah pelaksanaan ngaben kinembulan di Desa Adat Kusamba. Begitu juga jumlah patulangan atau sejenis sarkofagus berbentuk binatang atau sejenisnya berjumlah 48 buah. Seluruh patulangan itu diarak sepanjang 1,5 km dari depan Pasar Kusamba menuju setra Desa Adat Kusamba.

Bendesa Desa Adat Kusamba, AA Gede Raka Swastika menjelaskan ngaben kinembulan ini merupakan program rutin Desa Adat Kusamba tiap lima tahun sekali sesuai amanat awig-awig atau pararem desa. Terakhir, ngaben kinembulan dilaksanakan tahun 2015. Semestinya, ngaben kinembulan ini dilaksanakan tahun 2020 lalu, tetapi karena adanya pandemi Covid-19, upacara ini terpaksa ditunda dua tahun.

“Penundaan ini ternyata berdampak pada jumlah peserta. Awalnya diprediksi peserta hanya 100 sawa, melonjak menjadi 185 sawa,” kata Raka Swastika.

Ketua Umum Prawartaka, I Nengah Sumarnaya menjelaskan selain 185 sawa ngaben dan 69 ngerapuh/ngelungah, juga terdapat 32 peserta ngeroras, dan 9 peserta nuntun. Biaya ngaben ditanggung bersama-sama atau kakembulin di antara pamilet.

“Konsepnya memang kinembulan atau kakembulin bersama-sama, baik dari segi biaya maupun dalam menyiapkan sarana upakara serta upacaranya juga dilaksanakan secara bersama-sama,” kata guru SMPN 1 Dawan, Klungkung ini.

Peserta ngaben, ngeroras, dan nuntun dikenai biaya Rp 7 juta, peserta ngeroras dan nuntun membayar Rp 5,5 juta, peserta ngeroras saja dikenai Rp 2 juta, peserta ngeroras dan nuntun Rp 3,5 juta, peserta nuntun saja Rp 1 juta, serta peserta ngerapuh/ngelungah Rp 1 juta.

“Selain itu, sebagai cermin pasikian pasidhikaran di desa adat, seluruh krama desa adat dikenai urunan Rp 100.000,” beber Sumarnaya.

Ketua I Prawartaka, AA Gede Sarwa Damana menjelaskan upacara pitra yadnya kali ini mengambil tingkatan sawa prateka dengan sarana upakara dan upacara yang lengkap, seperti tetukon, sekah, pangawak dan sarana upakara lainnya serta mendirikan bale rompok. Rangkaian upacaranya pun lengkap, mulai dari ngulapin pada 13 Agustus 2022, ngebet pada 16 Agustus 2022, lalu upacara ngaskara, mabersih, dan narpana pada 17 Agustus 2022.

Upacara ngeroras dilaksanakan pada 31 Agustus 2022 mendatang di jaba sisi Pura Segara Desa Adat Kusamba. Sementara upacara nyegara gunung dan nuntun dilaksanakan pada 3 September 2022. Puncak upacara ngaben dan ngeroras di-puput Ida Pedanda Gede Putra Tembau dari Gria Aan, Klungkung dan Ida Pedanda Gede Wayan Darma.

Salah seorang peserta ngaben kinembulan, Dewa Gede Sena menyambut positif program Desa Adat Kusamba itu. “Dengan program ini tak ada perbedaan antara si kaya dan si miskin dalam melaksanakan upacara ngaben, ngeroras, dan nuntun. Selain itu, budaya gotong-royong di antara krama tetap bisa dipertahankan,” kata mantan Wakil Bupati Klungkung itu. (b.)

  • Laporan: I Made Sujaya
  • Foto: I Made Sujaya
  • Editor: Ketut Jagra
Artikel ini telah dibaca 67 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Kirab Nasionalisme Hari Kemerdekaan ala Desa Adat Kedonganan

17 Agustus 2023 - 16:38 WITA

Baca Puisi Tak Sekadar Intonasi, Tapi Interpretasi: Dari LBP FULP se-Bali 2023

8 Agustus 2023 - 15:57 WITA

“Duwe” Desa Adat, Krama dan Prajuru Adat Wajib Bentengi LPD

31 Juli 2023 - 19:48 WITA

“Ah”, Putu Wijaya Tak Pernah Berhenti Mengajak Berpikir

30 Juli 2023 - 22:10 WITA

Selain Seksualitas, Ada Juga Sisi Gelap Bali dalam Novel Ayu Utami

28 Juli 2023 - 11:12 WITA

Sederet Pekerjaan Rumah Bali Sebelum Gelar Pameran Buku Internasional

23 Juli 2023 - 23:16 WITA

Trending di Bali Jani