Tak hanya di Sukawana, kepemimpinan dengan sistem ulu-apad juga digunakan di desa Bali Aga lainnya, seperti Bayung Gede dan Bonyoh. Dua desa ini memiliki hubungan kesejarahan. Kepemimpinan ulu-apad berdasarkan kepada keluarga yang paling senior atau nomor urut perkawinan. Yang dimaksud senioritas bukanlah usia, melainkan pasangan yang lebih dulu menyandang status sebagai keluarga dan sah menjadi warga adat. Itu tamaknya sebab mengapa Thomas Reuter tidak menggunakan istilah senioritas, melainkan kelebihdahuluan (precedence).
Di Bayung Gede dan Bonyoh, orang-orang menyebut jajaran pemimpin dalam sistem ulu-apaddengan sebutan Paduluan Saih Nem Belas. Yang dianggap paling utama di antara 16 pengurus adat itu yakni empat keluarga paling senior yang masing-masing dinamakan Jero Kubayan Mucuk (keluarga nomor urut pertama), Jero Kubayan Nyoman (keluarga nomor urut kedua), Jero Bahu Mucuk (keluarga nomor urut ketiga) dan Jero Bahu Nyoman (keluarga nomor urut keempat). Jero Kubayan bertugas memimpin pelaksanaan upacara adat dan agama, sedangkan Jero Bahu sebagai pendamping Jero Bahu. Keempat pasang keluarga itu bebas dari segala bentuk dedosan (denda) dari desa.
Di bawah Jero Kubayan dan Jero Bahuada Jero Tanding sebanyak empat pasang keluarga. Tugasnya untuk nanding(menata) sarana upacara. Yang menempati posisi ini adalah keluarga dengan nomor urut limahingga delapan. Masih ada lagi delapan pasang keluarga yang menempati posisi sebagai Pelancang. Tugasnya membantu menyiapkan segala perlengkapan upacara. Yang duduk di posisi ini yakni keluarga dengan nomor urut sembilan hingga enam belas.
Semua krama desa ngarep Bayung Gede akan mendapatkan kesempatan untuk menduduki jabatan di jajaran Saih Nem Belas. Ada164 krama desa ngarep yang terlibat dalam sistem ulu-apad itu. Seperti halnya di Penglipuran, krama desa ngarepakan secara bergiliran mendapat kepercayaan sebagai Jero Kubayan atau Jero Bahusepanjang memenuhi syarat.
Di Bonyoh juga tak jauh berbeda. Ada Paduluan yang terdiri dari delapan pasang pemimpin yakni Jero Kubayan, Jero Bahu, Jero Singgukan serta Kelian Uduhan. Yang memiliki nomor urut perkawinan pertama menempati posisi Jero Kubayan Mucuk, nomor urut perkawinan nomor dua menempati posisi Jero Kubayan Nyoman. Nomor urut perkawinan tiga memegang posisi Jero Bahu Mucuk, nomor urut perkawinan empat diberi posisi Jero Bahu Nyoman. Sementara nomor urut perkawinan limadan enam menempati posisi Jero Singgukan Mucuk dan Jero Singgukan Nyoman. Yang memiliki nomor urut perkawinan tujuh dan delapan menempati posisi Kelian Uduhan Mucuk dan Kelian Uduhan Nyoman. Selain Paduluan, ada juga Tebenan yang terdiri dari delapan pasang juga.
Kesamaan sistem ulu-apad antara Bonyoh dengan Bayung Gede karena Bonyoh diyakini sebagai pengembangan dari penduduk Bayung Gede. Lokasi desa ini juga masih berdekatan. (b.)
Penulis: Ketut Jagra