Menu

Mode Gelap
Saraswati, E-book, dan Hoaks Raih Rancage, Ini Tiga Keunggulan Buku Renganis Karya Komang Sujana Memuliakan Bahasa, Mengharmonikan Semesta Raya Babak Pertama yang Membosankan, Babak Kedua yang Menegangkan Siap-siap Tangkil, Usabha Pitra di Pura Dalem Puri Besakih Dimulai Hari Ini

Bali Jani · 27 Mei 2018 08:45 WITA ·

“Antara Kita”, Buku Puisi Pertama Ketut Syahruwardi Abbas


					Ketut Syahruwardi Abbas saat peluncuran bukunya, Antara Kita, di Rumah Belajar Mahima, Buleleng. Perbesar

Ketut Syahruwardi Abbas saat peluncuran bukunya, Antara Kita, di Rumah Belajar Mahima, Buleleng.

Diluncurkan Sabtu Malam di Rumah Belajar Komunitas Mahima Singaraja

Sabtu (26/5) malam, penyair Ketut Syahruwardi Abbas meluncurkan buku antologi puisi Antara Kita di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Singaraja. Ini merupakan buku antologi puisi pertama karya penyair kelahiran Desa Pegayaman, Sukasada, Buleleng itu.

Peluncuran buku Abbas dihadiri para sastrawan dan seniman dari Buleleng dan Denpasar serta dimeriahkan pembacaan puisi dari berbagai komunitas seni dari Denpasar dan Singaraja, termasuk pementasan musikalisasi dari Heri Windi Anggara.

Abbas mengatakan, dulu ia tak pernah berpikir menerbitkan buku puisi apalagi di tengah kesibukannya menjadi wartawan di sejumlah media. Namun belakangan atas desakan banyak teman ia akhirnya menerbitkan buku puisi pertamanya. “Apalagi buku adalah bagian dari sejarah kepenyairan kita,” katanya.

Syahruwardi Abbas mengatakan puisi-puisi dalam buku itu sebagaian besar penciptaannya diilhami oleh hubungan-hubungan antarmanusia atau interaksi manusia, baik ia lihat di desanya di Pegayaman, di tempat kerja, dan dalam pergaulannya di sejumlah tempat. “Maka itulah judulnya bukunya Antara Kita, artinya cerita dan hal-hal apa pun yang terjadi antara kita sebagai manusia,” kata Abbas.

Sejumlah puisinya juga diciptakan ketika ia mengalami sakit dan dirawat di rumah sakit. Antara lain dalam puisi berjudul “Dari Bangsal RS”.

“Puisi itu diciptakan setelah saya berada di antara hidup dan mati di rumah sakit. Bayangkan, semua tubuh saya dikurung kabel lalu suara-suara dari alat medis yang terengar begitu mengerikan. Besoknya ketika bangun, ternyata saya masih hidup. Saat itu saya menyatakan syukur yang amat besar pada Tuhan,” katanya.

Puisi lain yang sangat menyentuh adalah puisi yang ditulis kepada sahabatnya, Kadek Suardana, seorang tokoh teater Bali yang meninggal di Cina beberapa tahun lalu. Puisi itu berjudul “Kadek” yang kemudian ia baca dengan sangat mengharukan di Rumah Mahima.

Buku puisi “Antara Kita” berisi 72 puisi yang ditulisnya dari tahun 1993 hingga 2017. Abbas mulai mengenal sastra sejak kanak-kanak ketika ia memenangkan lomba baca puisi di Lombok Barat, NTB.  Beberapa kali dia memenangi lomba penulisan puisi di Bali maupun tingkat nasional.

Acara peluncuran buku puisi di Komunitas Mahima dimeriahkan dengan pembacaan puisi dari Frans Jatmiko, Kadek Sonia Piscayanti, Made Adnyana Ole, Desi Nurani, Sumahardika, dan seniman-seniman dari berbagai komunitas di Denpasar, Jembrana, dan Singaraja. Selain itu, pemusikalisasi puisi dari Kelompok Sekali Pentas, Heri Windi Anggara, menggubah puisi-puisi Syahruwardi Abbas untuk dipentaskan menjadi nyanyian. (b.)

  • Laporan: I Made Radheya
  • Foto: Mahima
  • Penyunting: I Made Sujaya
Artikel ini telah dibaca 127 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Raih Rancage, Ini Tiga Keunggulan Buku Renganis Karya Komang Sujana

1 Februari 2025 - 10:20 WITA

Memuliakan Bahasa, Mengharmonikan Semesta Raya

31 Januari 2025 - 21:47 WITA

Babak Pertama yang Membosankan, Babak Kedua yang Menegangkan

29 Januari 2025 - 05:43 WITA

Misi Memutus Rekor Buruk Bali United Lawan Borneo FC

27 Januari 2025 - 17:50 WITA

Ritus Mejaga-jaga yang Nyaris Dilupakan dalam Karawitan Ekologis I Nyoman Kariasa

26 Januari 2025 - 09:47 WITA

Nyala Api Literasi dari Lembah Bukit Undisan

24 Januari 2025 - 08:14 WITA

Trending di Bali Jani