Menu

Mode Gelap
Keragaman Fantasi dalam Festofantasy HUT ke-39 SMA Paris Edukasi Kesejahteraan Hewan, Ajak Anak-anak Kenali Zoonosis Kirab Nasionalisme Hari Kemerdekaan ala Desa Adat Kedonganan Baca Puisi Tak Sekadar Intonasi, Tapi Interpretasi: Dari LBP FULP se-Bali 2023 “Duwe” Desa Adat, Krama dan Prajuru Adat Wajib Bentengi LPD

Bali Jani · 17 Mei 2017 22:01 WITA ·

Diikuti Sembilan Negara, “Dragon Boat Festival” di Perairan Kedonganan


					Salah satu rombongan peserta Dragon Boat Festival yang baru datang disambut I Nyoman Sarjana (tengah memegang poster) di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. (balisaja.com/istimewa) Perbesar

Salah satu rombongan peserta Dragon Boat Festival yang baru datang disambut I Nyoman Sarjana (tengah memegang poster) di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. (balisaja.com/istimewa)

Para pecinta olah raga yang juga atraksi wisata, dragon boat, bisa menjadwalkan mengunjungi Pantai Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung. Pasalnya, mulai Jumat (19/5) hingga Minggu (21/5)  mendatang di perairan Kedonganan digelar Dragon Boat Festival 2017. Kegiatan ini diikuti 20 tim dari sembilan negara, di antaranya, Hongkong, New Zealand, UK, termasuk Indonesia (Bali) sebagai tuan rumah.

“Ini kegiatan pertama kali di Bali,” kata penggagas sekaligus panitia festival ini, I Nyoman Sarjana di Pantai Kedonganan, Rabu (17/5).

Menurut Sarjana, kegiatan ini dilaksanakan atas dukungan penuh berbagai pihak, terutama Desa Adat Kedonganan, Desa Adat Tanjung Benoa dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung. Bahkan Sarjana mengklaim, BDF 2017 di Bali ini didukung dan diakui International Dragon Festival (IDBF).

Sarjana yang juga penggagas Legiaan Beach Festival ini mengatakan kegiatan sejenis sudah sering digelar di berbagai belahan dunia. Namun, di Bali, kegiatan ini dikemas berbeda, bukan hanya adu cepat perahu naga di tengah perairan, tetapi juga dipadukan dengan budaya Bali.

Festival diawali di perairan Kedonganan dan ditutup di Pantai Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Di tempat itu akan dipentaskan Tari Baruna Murti yang mengisahkan tentang kemurkaan Dewa Baruna karena melihat laut rusak dan penuh sampah.

“Melalui tari Baruna Murti itu diharapkan bisa menggugah masyarakat untuk menjaga alam, khususnya laut,” kata mantan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Legian ini.

Sarjana berharap DBF 2017 ini bisa menjadi atraksi wisata yang menarik minat wisatawan asing untuk datang ke Bali. Karena itu, kegatan ini sengaja digelar saat kunjungan wisatawan sedang low season agar bisa menarik minat wisatawan datang ke Bali.

Khusus peserta DBF 2017, Sarjana menyebut setidaknya 240 orang akan datang. Jumlah itu didapat dari 20 tim yang menyatakan kesediaan untuk ikut. Masing-masing tim terdiri atas 12 orang.

Para peserta itu, kata Sarjana, sebagian sudah datang dan menginap di berbagai hotel di wilayah Jimbaran dan Kedonganan. “Penginapan di sekitar Kedonganan saat ini penuh, sekarang susah mencari penginapan disekitar sini,” kata pemilik SIP School Legian ini. (b.)

  • Laporan: I Made Radheya
Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Kirab Nasionalisme Hari Kemerdekaan ala Desa Adat Kedonganan

17 Agustus 2023 - 16:38 WITA

Baca Puisi Tak Sekadar Intonasi, Tapi Interpretasi: Dari LBP FULP se-Bali 2023

8 Agustus 2023 - 15:57 WITA

“Duwe” Desa Adat, Krama dan Prajuru Adat Wajib Bentengi LPD

31 Juli 2023 - 19:48 WITA

“Ah”, Putu Wijaya Tak Pernah Berhenti Mengajak Berpikir

30 Juli 2023 - 22:10 WITA

Selain Seksualitas, Ada Juga Sisi Gelap Bali dalam Novel Ayu Utami

28 Juli 2023 - 11:12 WITA

Sederet Pekerjaan Rumah Bali Sebelum Gelar Pameran Buku Internasional

23 Juli 2023 - 23:16 WITA

Trending di Bali Jani