Tak Terpengaruh Virus ASF
![]() |
Gairah krama Desa Adat Kedonganan menukarkan kupon pembagian daging babi higienis yang diberikan LPD Desa Adat Kedonganan, Senin (17/2) di jaba Pura Bale Agung Desa Adat Kedonganan. |
Dua minggu terakhir, Bali diramaikan dengan kampanye aman mengkonsumsi daging babi. Tak tanggung-tanggung, sejumlah bupati mempertontonkan kegiatan menikmati daging babi guling di hadapan publik. Ada juga kegiatan mapatung massal yang difasilitasi instansi pemerintah. Ini sebagai respons atas merebaknya virus african swine & fever (ASF) atau demam babi afrika yang sempat memunculkan kekhawatiran orang Bali mengkonsumsi daging babi. Kegiatan ini untuk meyakinkan masyarakat agar tidak takut lagi memakan daging babi asalkan dimasak dengan benar dan virus ASF juga tidak menular kepada manusia.
Di Desa Adat Kedonganan, kegiatan berbagi daging babi yang difasilitasi Labda Pacingkreman Desa (LPD) Desa Adat Kedonganan justru sudah berlangsung tanpa putus sejak tahun 2011 lalu. Melalui program Simpanan Upacara Adat (Sipadat), LPD Kedonganan konsisten membagikan daging babi higienis kepada krama dan nasabahnya selama sembilan tahun. Heboh virus ASF sama sekali tak mengendorkan semangat krama Desa Adat Kedonganan mempertahankan program yang disebut sebagai revitalisasi tradisi mapatung Galungan itu. Program ini pertama kali diluncurkan pada 4 Juli 2011.
“Tahun 2018 juga sudah muncul virus ASF ini. Kami antisipasi dengan melakukan pemeriksaan intensif terhadap babi-babi yang akan dipotong oleh dokter hewan dan pihak Dinas Peternakan Kabupaten Badung. Kini, hal yang sama kami intensifkan lagi sebagai antisipasi virus ASF dan memastikan daging babi yang dibagikan memang aman untuk dikonsumsi,” kata Ketua LPD Desa Adat Kedonganan, I Ketut Madra.
Senin (17/2), LPD Kedonganan kembali membagikan daging babi higienis secara gratis kepada krama dan nasabah LPD Kedonganan. Sedikitnya 8,4 ton daging babi dibagikan kepada 2.802 krama dan nasabah LPD Desa Adat Kedonganan. Masing-masing krama dan nasabah mendapat 3 kg daging babi.
Awalnya, LPD Kedongaan hanya membagikan daging babi. Belakangan nasabah dan krama juga diberikan uang bumbu Rp 50.000. Pada kegiatan pembagian daging babi higienis, Senin (17/2) yang dipusatkan di jaba Pura Bale Agung yang juga berfungsi sebagai pelataran parker LPD Kedonganan itu, nasabah dan kramajuga menerima 5 kg beras.
Untuk menjalankan program berbagi daging babi higienis menjelang Galungan ini, LPD Kedonganan bekerja sama dengan para peternak lokal di Abiansemal dan Mengwi. Pemilihan peternak Abiansemal dan Mengwi ini, selain untuk memastikan keamanan babi yang akan dipotong juga untuk membantu menggairahkan para peternak lokal Kabupaten Badung.
Dijelaskan Madra, program berbagi daging babi higienis menjelang Galungan merupakan manfaat yang diterima nasabah dan krama wedpeserta produk Sipadat di LPD Kedonganan yang memiliki saldo mengendap minimal Rp 200.000. Sementara nasabah yang berstatus krama tamiu wajib memiliki saldo minimal Rp 10 juta. Program ini sebagai revitalisasi tradisi mapatung Galungan. Selain itu, program berbagi daging babi higienis ini sebagai wujud nyata peran LPD menggairahkan para peternak lokal Bali. Program ini juga bermanfaat menjaga stabilitas harga daging babi sehingga tidak merugikan peternak.
“Ini sebenarnya peluang besar untuk menghidupkan sekaligus meningkatkan taraf hidup para peternak dan petani lokal Bali. Desa adat, melalui LPD, bisa menjadi motor penggerak dengan secara rutin mengadakan program semacam ini saban hari raya Galungan,” kata Madra.
Apalagi, imbuh Madra, melalui Perda Nomor 4 tahun 2019 tentang Desa Adat, Pemprov Bali memberi keleluasaan bagi desa adat mendirikan Badan Utsaha Padruwen Desa Adat (BUPDA) yang bisa menangani kegiatan berbagi daging babi Galungan ini. “Jika semua desa adat dan LPD di Bali bisa melaksanakan program berbagi daging babi jelang Galungan, para peternak dan petani lokal kita bisa terjaga gairahnya dan taraf hidupnya juga meningkat,” kata Madra.
Bendesa Adat Kedonganan, Wayan Mertha, mengapresiasi kepedulian LPD Kedonganan yang konsisten selama sembilan tahun menggelar program berbagi daging babi higienis menjelang Galungan. Pembagian daging babi higienis ini juga membantu krama desa agar tetap bisa mengkonsumsi daging babi saat industri pariwisata melesu karena pengaruh virus korona. KramaDesa Adat Kedonganan yang sebagian besar beraktivitas dalam bidang pariwisata turut terpengaruh oleh lesunya dunia pariwisata Bali. Kunjungan wisatawan ke kaawasan wisata kuliner Pantai Kedonganan, kata Mertha, merosot hingga hanya sekira 25—30%. (b.)
___________________________________
Teks dan foto: I Made Radheya
http://feeds.feedburner.com/balisaja/pHqI