Menu

Mode Gelap
Menghapus Garis Demarkasi Kolonial: Catatan Pertunjukan Arja Mahasiswa Bahasa Bali Undiksha Kebun Jagung di Beranda Kelas: Catatan dari Pelatihan Menulis bagi Guru dan Siswa SMKN 1 Petang Digelar 23-25 Juli 2024, Rare Bali Festival Usung Tema “Tribute to Made Taro” Mengenang Kembali Dedikasi Maestro I Gusti Nyoman Lempad Integrasi Literasi dalam Pembelajaran dan Digital Kultur: Workshop Literasi-Numerasi SMPN 1 Selemadeg Timur

Bali Jani · 4 Apr 2018 10:18 WITA ·

“Pamendeman” Ratu Bagus Tutup Puncak “Karya Mamungkah” Pura Puseh-Bale Agung Kusamba


					Pamendeman Ratu Bagus saat puncak Karya Mamungkah, Ngenteg Linggih lan Mapadanan Pura Puseh-Bale Agung Desa Pakraman Kusamba, 4 April 2018. Perbesar

Pamendeman Ratu Bagus saat puncak Karya Mamungkah, Ngenteg Linggih lan Mapadanan Pura Puseh-Bale Agung Desa Pakraman Kusamba, 4 April 2018.

Puncak Karya Agung Mamungkah, Tawur Labuh Gentuh, Pedanan lan Ngenteg Linggih di Pura Puseh-Bale Agung Desa Pakraman Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, dilaksanakan Rabu, 4 April 2018. Rangkaian puncak upacara yang di-puput enam sulinggih itu meliputi ritual pangebek, panganteg, mapaselang, mapadanan dan diakhiri dengan pamendeman Ratu Bagus.

Enam sulinggih yang muput meliputi tiga orang muput di ayun, yakni yaitu Ida Pedanda Gde Putra Tembau dari Gria Aan, Klungkung yang juga yajamana karya, Ida Pedanda Gde Telaga Putra Keniten dari Gria Tubuh Ersania Dawan Kaler, Ida Pedanda Gde Purwa Gautama dari Gria Wanasari; dua sulinggih muput di bale paselang, yakni Ida Pedanda Gde Karang Putra Keniten dari Gria Satria Kanginan dan Ida Pedanda Ketut Jelantik Sogata dari Gria Wanasari; seorang sulinggih muput di Bale Agung, yakni Ida Pedanda Gde Putra Kediri dari Gria Dawan Kaler.

Upacara dimulai dengan ritual pangebek dan panganteg. Pada saat itu, 12 krama juga ikut ngiring mawinten. Setelah itu, Ida Batara tedun ke bale paselang. Krama yang mawinten turut mundut Ida Batara mapurwa daksina dan matiti mamah. Di paselang juga dilangsungkan prosesi majejiwan oleh Ida Pedanda Gde Putra Tembau berupa pembacaan teks suci tentang penciptaan dunia.

Usai upacara di bale paselang, prosesi dilanjutkan dengan mapadanan. Saat itu, Ida Batara tedun ke bale pedanan dan menyaksikan prosesi mapedanan. Prosesi ini ditandai dengan menebarkan uang yang didapat dalam prosesi Ida Batara mamasar dan berbagai benda perlengkapan dapur dan rumah tangga kepada krama. Ini sebagai simbol Ida Batara sueca memberikan anugerah kepada krama.

Setelah upacara mapedanan berakhir, prosesi dilanjutkan dengan mendem Ratu Bagus di utama mandala Pura Puseh. Ritual ini menandai berakhirnya rangkaian upacara puncak karya.

Ketua Panitia Karya, I Nengah Sumarnaya menjelaskan karya agung mamungkah dilaksanakan karena upacara serupa digelar 25 tahun lalu. Selain itu, palemahan pura juga diperluas dan seluruh palinggih sudah selesai diperbaiki.

Setelah berakhirnya puncak karya, berikutnya akan dilanjutkan Ida Batara nyejer selama 11 hari dengan katuran panganyar mulai 5 April 2018 hingga 14 April 2018. Ida Batara bakal masineb pada 15 April 2018. Seluruh rangkaian upacara karya akan diakhiri dengan upacara matirtha yatra atau maajar-ajar ke Pura Goa Lawah pada 18 April 2018.

Bendesa Desa Pakraman Kusamba, Anak Agung Raka Swastika mengungkapkan kesuksesan Karya Agung Mamungkah Pura Puseh-Bale Agung Desa Pakraman Kusamba ini tidak lepas dukungan luar biasa dari krama desa, baik krama lanang, krama istri, krama daha-teruna yang tergabung dalam sekaa teruna, Pemkab Klungkung, Pemprov Bali serta berbagai pihak terkait. Dukungan krama berupa urunan, ayah-ayahanpunia dalam bentuk wewalungan, wewalen, uang, termasuk punia Rp 5,7 juta dari Pjs. Bupati Klungkung melalui Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Setkab Klungkung serta punia Rp 10 juta dari Gubernur Bali melalui Kepala Biro Kesra Setprov Bali.  Dalam kaitan wewalen, panitia juga mendapat dukungan dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

Karena itu, secara khusus, panitia karya mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih yang tulus atas besarnya dukungan krama dan berbagai pihak terkait dalam mensukseskan karya. Dukungan krama meliputi urunan, ayah-ayahan hingga punia. (b.)

  • Laporan: I Made Sujaya
  • Foto: I Made Sujaya
  • Penyunting: I Ketut Jagra
Artikel ini telah dibaca 456 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Digelar 23-25 Juli 2024, Rare Bali Festival Usung Tema “Tribute to Made Taro”

27 Juni 2024 - 22:23 WITA

Mengenang Kembali Dedikasi Maestro I Gusti Nyoman Lempad

27 Juni 2024 - 21:18 WITA

Tunduk Pada Pararem, LPD Kedonganan Terapkan Laporan Keuangan Adat

26 Februari 2024 - 15:18 WITA

Bebantenan, Cara Manusia Bali Menjaga Alam Semesta

23 Februari 2024 - 23:22 WITA

SMAN 1 Ubud dan SMAN 2 Semarapura Juarai Lomba Bulan Bahasa Bali di UPMI Bali

17 Februari 2024 - 18:57 WITA

Bulan Bahasa Bali VI Jalan Terus, Tapi di Hari Coblosan “Prai” Sejenak

2 Januari 2024 - 22:14 WITA

Trending di Bali Jani