Dari dua belas sasih (bulan) yang ada dalam kalender Bali, Sasih Kapat (bulan keempat) mendapat tempat istimewa. Sasih Kapat paling ditunggu-tunggu. Sasih Kapat dipilih sebagai momentum untuk melakukan pemujaan. Sasih Kapat juga diyakini sebagai saat yang tepat untuk memulai berbagai usaha, berbagai upacara, termasuk nganten (menikah). Pasalnya, Sasih Kapat memang saat yang tepat untuk merayakan cinta.
Tahun ini, bentang waktu Sasih Kapat dimulai pada Sabtu, 5 Oktober 2013 hari ini dan berakhir pada Minggu 3 November 2013. Sepanjang 30 hari itu, terbentang sejumlah hari raya Hindu. Yang istimewa, bentang waktu Sasih Kapat kali ini ditandai dengan hari raya Galungan dan Kuningan.
Sasih Kapat juga lazim disebut sebagai bulan kartika atau kartika masa. Sasih Kapat dapat dianggap sebagai musim semi atau musim bunga gaya Bali. Sasih Kapat ditandai dengan bunga-bunga bungah, bermekaran, harumnya mengundang birahi kumbang. Langit berawan tipis ditingkahi gerimis kecil. Karenanya, Sasih Kapat menjadi bulan yang mengundang pesona.
Karena dianggap sebagai bulan istimewa, banyak orang Bali memilih waktu Sasih Kapat untuk menggelar aneka upacara. Orang Bali percaya, jika melaksanakan upacara pada Sasih Kapat menyebabkan upacara itu penuh berkah.
Pasangan muda yang hendak melangsungkan pernikahan umumnya akan memilih Sasih Kapat. Sasih Kapat memang saat yang tepat untuk merayakan cinta. Seperti layaknya bunga-bunga yang bermekaran, seperti itu pula yang diharapkan kepada kedua mempelai senantiasa bisa berbunga-bunga dalam menjalani hidup dan penghidupannya. Ada dua sasih dalam tardisi Bali yang dianggap sebagai waktu yang tepat untuk menggelar upacara pernikahan yakni Sasih Kapat dan Kadasa.
Sasih Kapat sebagai saat tepat merayakan cinta tidak saja dalam pengertian hubungan sesama jenis. Sasih Kapat juga saat tepat merayakan cinta dalam pengertian hubungan manusia dengan Tuhan, Sang Pencipta Maha Agung. Karenanya, Sasih Kapat dipilih sebagai momentum menggelar upacara Dewa Yadnya. Purnama Kapat sebagai puncak Sasih Kapa yang jatuh pada 19 Oktober 2013 dipilih sebagai momentum untuk duduk tepekur memuja Yang Maha Agung.
Sasih Kapat juga saat tepat merayakan cinta dalam makna hubungan manusua dengan alam. Memasuki Sasih Kapat, para petani Balisenantiasa tampak lega. Musim penghujan belum sepenuhnya turun, memang. Namun, hujan pertama Sasih Kapat akan membangunkan pohon-pohon dari tidur. Tanaman yang semula meranggas, kekeringan air, kini mulai mekar merekah. Pada Sasih Kapat, hujan memang cukup membuat tanah basah, namun air tidak sampai tertumpah ruah.
Namun, patut diwaspadai juga datangnya blabur (banjir bandang) pada Sasih Kapat yang kerap datang secara tiba-tiba. Sebaliknya, bila tak segera diikuti dengan musim hujan, matahari bisa jadi bersinar begitu teriknya, panas menyengat. Hal inilah menyebabkan cuaca berubah sedemikian drastis, ekstrem. Tubuh manusia pun menjadi rentan penyakit. (b.)
- Penulis: I Ketut Jagra
- Foto: I Ketut Jagra
- Penyunting: I Made Sujaya