Menu

Mode Gelap
Kalangan Muda Kurang Berminat Kunjungi Bulan Bahasa Bali 50 Pengabdi Seni dan Budaya Desa Peliatan Dianugerahi Abisatya Sani Nugraha Meningkatkan Martabat Pendidikan Pertanian di Tengah Dominasi Pariwisata Begini Kronologi Perang Puputan Margarana, 20 November 1946 Tanaman Cabai di Beranda Ruang Kelas: Catatan Harian dari SMKN 1 Petang

Bali Jani · 27 Jun 2024 22:23 WITA ·

Digelar 23-25 Juli 2024, Rare Bali Festival Usung Tema “Tribute to Made Taro”


					Panitia rare Bali Festival (RBF) 2024 beraudiensi ke Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Kamis, 27 Juni 2024.  Perbesar

Panitia rare Bali Festival (RBF) 2024 beraudiensi ke Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Kamis, 27 Juni 2024.

Setelah sempat vakum karena pandemi Covid-19, Rare Bali Festival (RBF) bakal kembali digelar 23—25 Juli 2024 mendatang di Taman Budaya (Art Center) dan Taman Kota Lumintang, Denpasar. RBF IV ini mengusung tema utama, yakni “Merawat Tradisi, Cipta Inovasi, Untuk Generasi” dan tema khusus “Tribute to Made Taro”.

Penanggung jawab RBF 2004, Kadek Wahyudita dan Ketua Panitia, I Putu Suryadi menjelaskan tema RBF 2024 diterjemahkan menjadi ragam kegiatan workshop, lomba, pagelaran, parade, budaya anak, pameran dan sarasehan. Tema khusus “Tribute to Made Taro” diwujudkan pendokumentasian karya-karya maestro dongeng dan permainan tradisional Bali itu.

RBF 2024 mengusung misi penyelamatan pengetahuan berharga dari I Made Taro melalui pendokumentasian mengingat bertambahnya usia sang maestro. Melalui pendokumentasian itu diharapkan pengetahuan Made Taro dapat diakses generasi kini.

“RBF 2024 menyasar generasi muda Bali, guru dan pendidik, komunitas lokal, masyarakat luas dan wisatawan, bahkan secara inklusif melibatkan anak-anak berkebutuhan dan didukung pemerintah daerah,” ujarnya Kadek Wahyudita.

Kegiatan yang digagas oleh Yayasan Penggak Men Mersi ini mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Denpasar. Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengapresiasi pelaksanaan RBF 2024 ini. Setelah lama vakum, kata Arya Wibawa, RBF perlu digaungkan lagi mengingat begitu krusialnya pendidikan karakter bagi anak-anak kita.

“Terutama mengenalkan kepada anak-anak kita tentang budaya warisan leluhur seperti mendongeng (masatua) cerita rakyat Bali dan permainan tradisional yang di masa kini ini cenderung mulai tergerus penggunaan gadget dan media sosial oleh anak,” ungkap Arya Wibawa saat menerima audiensi panitia RBF di ruangannya, Kamis, 27 Juni 2024.

Ditambahkannya, Kota Denpasar dengan predikat Kota Layak Anak secara berkelanjutan terus mengakomodasi hak anak untuk bermain dan memperoleh pendidikan. Terlebih lagi berkaitan dengan penguatan pendidikan karakter melalui tradisi mendongeng dan permainan tradisional. (b.)

 

 

Artikel ini telah dibaca 111 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Kalangan Muda Kurang Berminat Kunjungi Bulan Bahasa Bali

8 Januari 2025 - 22:28 WITA

50 Pengabdi Seni dan Budaya Desa Peliatan Dianugerahi Abisatya Sani Nugraha

27 Desember 2024 - 09:00 WITA

Festival Literasi Akar Rumput 2024: Safari Literasi Berbasis Komunitas di Empat Kabupaten

4 Oktober 2024 - 21:13 WITA

Mengenang Kembali Dedikasi Maestro I Gusti Nyoman Lempad

27 Juni 2024 - 21:18 WITA

Tunduk Pada Pararem, LPD Kedonganan Terapkan Laporan Keuangan Adat

26 Februari 2024 - 15:18 WITA

Bebantenan, Cara Manusia Bali Menjaga Alam Semesta

23 Februari 2024 - 23:22 WITA

Trending di Bali Jani