Menu

Mode Gelap
50 Pengabdi Seni dan Budaya Desa Peliatan Dianugerahi Abisatya Sani Nugraha Meningkatkan Martabat Pendidikan Pertanian di Tengah Dominasi Pariwisata Begini Kronologi Perang Puputan Margarana, 20 November 1946 Tanaman Cabai di Beranda Ruang Kelas: Catatan Harian dari SMKN 1 Petang Cemerlang SMA Paris di Usia 40 Tahun

Bali Jani · 11 Jan 2022 09:50 WITA ·

Kompak Ikut Sipadat Plus LPD Kedonganan, Krama Ngarep Dapat Jaminan Dana Ngaben Rp 16 Juta


					Ketua LPD Kedonganan, I Ketut Madra didampingi Bendesa Adat Kedonganan, I Wayan Mertha menerima secara simbolis dana kepesertaan Sipadat Plus krama Banjar Kerthayasa, Kedonganan, yang diserahkan oleh Kelian Adat banjar Kerthayasa, I Nyoman Buda Astawa didampingi Kepala Lingkungan Banjar Kerthayasa, I Komang Alit Dwipayana serta tokoh-tokoh banjar di utama mandala Pura Bale Agung, Desa Adat Kedonganan, Senin (10/1) sore Perbesar

Ketua LPD Kedonganan, I Ketut Madra didampingi Bendesa Adat Kedonganan, I Wayan Mertha menerima secara simbolis dana kepesertaan Sipadat Plus krama Banjar Kerthayasa, Kedonganan, yang diserahkan oleh Kelian Adat banjar Kerthayasa, I Nyoman Buda Astawa didampingi Kepala Lingkungan Banjar Kerthayasa, I Komang Alit Dwipayana serta tokoh-tokoh banjar di utama mandala Pura Bale Agung, Desa Adat Kedonganan, Senin (10/1) sore

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Kedonganan tidak pernah berhenti berinovasi menelorkan produk baru yang bertujuan meringankan beban krama dalam melaksanakan panca yadnya. Bertepatan dengan hari ulang tahun (HUT) ke-31 pada 9 September 2021 lalu, LPD Kedonganan meluncurkan Simpanan Upacara Adat (Sipadat) Plus.

Melalui Sipadat Plus, nasabah krama ngarepmengendapkan tabungan senilai Rp 2 juta selama-lamanya dan akan menerima jaminan dana ngaben senilai Rp 16 juta saat meninggal dunia serta berbagai labdha(manfaat) lain. Produk anyar yang diberi tagline “Sipadat Plus: Solusi Panca Yadnya nan Pangus” itu tak pelak menarik minat krama ngarep Banjar Kerthayasa, Kedonganan.

Tak tanggung-tanggung, seluruh krama ngarep lanang istri di banjar itu kompak mengikuti produk Sipadat Plus. Penyerahan simbolis dana kepesertaan Sipadat Plus senilai Rp 600 juta bagi sekitar 300 krama ngarep lanang istri Banjar Kerthayasa itu dilakukan Senin (10/1) sore di utama mandala Pura Bale Agung Desa Adat Kedonganan disaksikan Bendesa Adat Kedonganan dan para kelian adat dan dinas dari banjar-banjar lain di Kedonganan.

Ketua LPD Kedonganan, I Ketut Madra menjelaskan Sipadat Plus merupakan pengembangan produk Sipadat yang sudah berjalan lama dan dirasakan manfaatnya oleh krama. Produk Sipadat mensyaratkan tabungan mengendap Rp 200.000.

Atas keikutsertaan dalam Sipadat, krama mendapatkan santunan kematian Rp 2 juta, berhak ikut ngaben dan nyekah ngemasa di Desa Adat Kedonganan tanpa dipungut biaya, mendapat daging babi Galungan, serta mendapat punia piodalan di pura paibon atau dadiamasing-masing.

Melihat perkembangan dan kebutuhan krama, LPD Kedonganan berinovasi membuat produk Sipadat Plus dengan tabungan mengendap senilai Rp 2 juta selama-lamanya dan tanpa bunga. Atas kepesertaan dalam produk itu, kramamenerima manfaat dana ngaben senilai Rp 16 juta saat meninggal dunia.

“Kenapa kami buat produk ini karena kami lihat ada keinginan krama ngaben langsung. Setelah kami diskusi dengan sulinggih, pamangku, para prajurudan para sarati (tukang banten), untuk tingkatan sederhana cukup biaya Rp 16 juta. Jadi, ini ada hitung-hitungannya,” kata Madra.

Kalaupun pratisentana atau ahli waris memutuskan tidak ngaben langsung tetapi ikut ngaben ngemasa, dana Rp 16 juta tetap akan diterima dan bisa disimpan kembali di LPD. Selain itu, krama ngarep juga menerima berbagai labdha(manfaat) lain dari pengelolaan dana di LPD Kedonganan.

“Nanti, tiap akhir tahun, jika LPD mendapatkan keuntungan, kramapeserta Sipadat Plus juga akan ikut menikmati keuntungan LPD. Jadi, semacam deviden kalau di perusahaan,” beber Madra.

Hal itu, imbuh Madra, dapat diberikan karena LPD memosisikan dana Sipadat Plus sebagai modal LPD. Kendati begitu, kramatidak bisa ikut program Sipadat dengan nilai lebih tinggi dari Rp 2 juta. Semua krama ngarep hanya bisa memiliki satu tabungan Sipadat dengan nilai tabungan mengendap maksimal Rp 2 juta.

“Ini wujud nyata prinsip kebersamaan, kolektivitas di LPD. Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Tidak boleh ada yang mendominasi,” tandas Madra.

Awal diluncurkan tahun 2021 lalu, program ini ditawarkan kepada kelompok warga yang terhimpun dalam dewa hyang dengan syarat memiliki deposito mengendap senilai Rp 1 miliar. Sudah ada beberapa kelompok dewa hyang yang menjadi peserta produk ini. Awal tahun 2022 ini, seluruh kramaBanjar Kerthayasa juga mengikuti produk tersebut.

Penyerahan dana kepesertaan juga dilakukan di Pura Bale Agung sekaligus melaksanakan upacara matur piuning dan persembahyangan bersama yang diikuti prajuru desa adat, prajuru dan karyawan LPD Kedonganan serta krama Banjar Kerthayasa.

“Ini wujud perjanjian sekala-niskala yang kami laksanakan di LPD Kedonganan. Jadi, karyawan LPD dan krama banjar peserta Sipadat Plus saling mengikrarkan janji untuk bersungguh-sungguh mengemban produk ini,” tandas Madra.

Bendesa Adat Kedonganan, I Wayan Mertha mengapresiasi kreativitas LPD Kedonganan membuat program yang bermanfaat bagikrama. Menurut Mertha, produk Sipadat Plus ini juga menegaskan LPD sebagai milik kolektif.

Mertha juga menyatakan rasa bangganya kepadakrama Banjar Kerthayasa yang kompak mengikuti produk Sipadat Plus.

“Mudah-mudahan krama banjar lain mengikuti apa yang sudah dilakukan krama Banjar Kerthayasa ini,” kata Mertha.

Kelian Adat Banjar Kerthayasa, Nyoman Buda Astawa menyatakan motivasi krama banjarnya mengikuti produk Sipadat Plus tak hanya karena ingin mendapatkan manfaat dana ngaben, tetapi juga bentuk dukungan penuh kepada LPD. “Kebetulan tiangdidampingi tim yang hebat. Program banjar dan progran LPD harus bersinergi. Harus kita dukung. Bila perlu sampai titik darah penghabisan,” kata Buda Astawa.

Kepala Lingkungan Banjar Kerthayasa, Komang Alit Dwipayana mengapresiasi inovasi prajuru LPD yang dinilainya luar biasa. Namun, Alit juga mengusulkan agar LPD tak hanya membuat produk-produk persiapan upacara kematian, tapi juga produk-produk yadnyalain, seperti grahasta asrama (pernikahan) dan sejenisnya.

“Setelah tiang pikir-pikir, kok kita hanya berpikir persiapan kematian. Mungkin dilakukan kajian oleh pengurus LPD, apakah bisa dibentuk progran grahasta asrama, misalnya. Kan tak hanya kematian yang tak bisa ditebak, tapi juga kelahiran dan jodoh,” kata Alit.

Madra merespons positif kritik Alit. Menurutnya, LPD Kedonganan sudah punya produk Tabe Plus untuk biaya pendidikan anak-anak. Begitu juga produk pembiayaan yadnya selain upacara pitra yadnya. Mengenai produk grahasta asrama, Madra mengatakan akan mengkaji lebih lanjut. (b.)

 

Artikel ini telah dibaca 183 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Kalangan Muda Kurang Berminat Kunjungi Bulan Bahasa Bali

8 Januari 2025 - 22:28 WITA

50 Pengabdi Seni dan Budaya Desa Peliatan Dianugerahi Abisatya Sani Nugraha

27 Desember 2024 - 09:00 WITA

Cemerlang SMA Paris di Usia 40 Tahun

27 Oktober 2024 - 06:15 WITA

Festival Literasi Akar Rumput 2024: Safari Literasi Berbasis Komunitas di Empat Kabupaten

4 Oktober 2024 - 21:13 WITA

Digelar 23-25 Juli 2024, Rare Bali Festival Usung Tema “Tribute to Made Taro”

27 Juni 2024 - 22:23 WITA

Mengenang Kembali Dedikasi Maestro I Gusti Nyoman Lempad

27 Juni 2024 - 21:18 WITA

Trending di Bali Jani