Menu

Mode Gelap
Begini Kronologi Perang Puputan Margarana, 20 November 1946 Tanaman Cabai di Beranda Ruang Kelas: Catatan Harian dari SMKN 1 Petang Cemerlang SMA Paris di Usia 40 Tahun Menghapus Garis Demarkasi Kolonial: Catatan Pertunjukan Arja Mahasiswa Bahasa Bali Undiksha Kebun Jagung di Beranda Kelas: Catatan dari Pelatihan Menulis bagi Guru dan Siswa SMKN 1 Petang

Cerpen · 18 Jun 2021 21:17 WITA ·

Terang Bulan Pemberian [Cerpen I Made Ariyana]


					Terang Bulan Pemberian [Cerpen I Made Ariyana] Perbesar

***

Nun di sana, di sudut kamar, Luh Kumala tertunduk menyendiri bermuram durja. Matanya semerah saga, wajahnya dibanjiri air mata, rambutnya kusut masai macam diterpa bencana. Kacau, kecewa, dan merana. Itulah yang sedang melandanya. Hatinya hancur berantakan. Terisak-isak dia menangis.

Putu Rai, laki-laki yang amat dicintainya, tega berkhianat! Jalinan asmara sekian tahun kandas lunas setelah dia berpaling ke perempuan lain, meninggalkan perih hati yang tiada tertanggungkan. Sakit sekali. Rasa sakit yang menjelma dendam kesumat. Jika dia tidak bisa memiliki laki-laki itu, perempuan manapun tidak boleh bisa! Maka dia mengirim terang bulan itu untuk sang mantan kekasih. Terang bulan yang telah dilumuri cetikalias racun mematikan. Astaga!

Luh Kumala telah mengirim malapetaka. Tangisnya seketika berganti tawa. Tawa histeris seorang perempuan yang terluka dan putus asa. Dia puas sudah melakukannya. Dia sudah berhasil menghabisi laki-laki tak setia itu. Dia merasa sudah berhasil.

“Ha-ha-ha… Ha-ha-ha… Aaaarrrgghhh!” Luh Kumala lupa diri dan terus saja tertawa seakan gila. (b.)

  • I MADE ARIYANA, guru bahasa dan sastra Indonesia di SMP 9 Denpasar. Menulis cerpen sejak duduk di bangku kuliah. Cerpen-cerpennya pernah dimuat di DenPost edisi Minggu.
Artikel ini telah dibaca 375 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Tak Sempat Kuantar Pulang

28 Mei 2022 - 00:48 WITA

Perempuan Bali

“Tonya Dadi Pedanda”: Penampilan Bisa Menipu

22 Mei 2022 - 21:51 WITA

Ketu Pedanda

Humanisme dalam Balutan Budaya Bali: Membaca Kumpulan Cerpen “Tanah” IDK Raka Kusuma

7 Juni 2021 - 01:08 WITA

Lirikan Mata Perempuanku [Cerpen IBW Widiasa Keniten]

1 Juni 2021 - 22:55 WITA

Ritual Jarak [Sajak-sajak Wayan Esa Bhaskara]

31 Mei 2021 - 08:42 WITA

Dongeng Purba I Wayan Suartha dalam “Buku Harian Ibu belum Selesai”

27 Mei 2021 - 23:58 WITA

Trending di Sloka Bali