Menu

Mode Gelap
Tunduk Pada Pararem, LPD Kedonganan Terapkan Laporan Keuangan Adat Bebantenan, Cara Manusia Bali Menjaga Alam Semesta SMAN 1 Ubud dan SMAN 2 Semarapura Juarai Lomba Bulan Bahasa Bali di UPMI Bali Bulan Bahasa Bali VI Jalan Terus, Tapi di Hari Coblosan “Prai” Sejenak Konservasi Pemikiran dan Budaya Melalui Gerakan Literasi Akar Rumput

Resensi · 14 Apr 2018 14:19 WITA ·

Made Taro Mengenalkan Alam Melalui “Plalian”


					Made Taro Mengenalkan Alam Melalui “Plalian” Perbesar

Oleh: I MADE SUJAYA 

Sampul buku “Dari Ngejuk Capung Sampai Ngejuk Lindung” 

Permainan tradisional tak sekadar mengajak anak-anak bermain, tapi juga mengakrabi alam.  Di Bali, permainan tradisional yang dikenal dengan sebutan plaliantidak saja memberi anak-anak ruang untuk guyub dengan rekan-rekan sebayanya, tetapi juga mengenali lingkungannya.

Awal tahun 2018 ini, Made Taro kembali merilis buku seri permainan tradisional Bali bertajuk, Dari Ngejuk Capung sampai Ngejuk Lindung. Buku ini menegaskan fungsi edukasi tentang lingkungan dalam permainan tradisional Bali itu. Sepuluh permainan dalam buku ini berkaitan erat dengan pengenalan alam bagi anak-anak. Melalui sepuluh permainan ini, anak-anak belajar tentang berbagai hewan yang ada di sekitarnya sekaligus habitatnya. Di antaranya hewan di darat, seperti capung, lindung(belut), macan, dan kambing; hewan di laut, seperti ikan dan penyu.

Permainan tradisional yang dihimpun dalam buku Dari Ngejuk Capung sampai Ngejuk Lindung ini sebagian besar diambil dari tradisi yang sudah ada. Namun, ada juga beberapa permainan yang merupakan kreasi baru, tetapi tidak menghilangkan kesan ketradisionalannya. Menurut Made Taro, ciri ketradisionalan itu meliputi bentuk yang sederhana, menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan (luwes), dilakukan oleh banyak pemai (kolektif), dan melalui proses interaksi.

Seperti halnya dua buku seri permainan tradisional sebelumnya yang ditulis Made Taro, buku ini juga disajikan dengan format yang cukup sistematis dan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dipraktikkan. Tiap permainan diawali dengan paparan latar belakang lahirnya permainan itu, bentuk permainannya, lagu yang mengiringi serta makna dari permainan itu. Karena itu, buku ini tak sekadar sebagai dokumentasi permainan tradisional Bali, tetapi juga panduan bagi mereka yang ingin mengajarkan aneka permainan tradisional Bali.

Aneka permainan tradisional dalam buku ini juga sudah melalui uji coba berkali-kali dan bertahun-tahun melalui aktivitas di Sanggar Kukuruyuk yang diasuh Made Taro, termasuk di berbagai pasraman, pementasan, festival dan kurikulum muatan lokal. Itu sebabnya, Made Taro menyebut permainan tradisional yang disusunnya dalam buku ini sudah mencapai bentuk standard sesuai dengan karakter permainan itu.

Made Taro merencanakan menerbitkan lima seri buku permainan tradisional Bali. Tiap seri dirancang berisi 10 permainan. Itu berarti, sedikitnya 50 permainan tradisional Bali bakal terdokumentasikan melalui buku Made Taro.

Karena itu, upaya Made Taro ini tak sekadar pantas diapresiasi, tetapi juga direspons dengan upaya sosialisasi permainan tradisional ini kepada anak-anak Bali melalui lembaga pendidikan formal maupun informal. Langkah ini penting untuk mengimbangi dahsyatnya penetrasi permainan modern yang memudarkan rasa kebersamaan dan keguyuban anak-anak di antara teman-teman sebayanya. (b.)
_____________________________ 

Penyunting: NYOMAN SAMBA

http://feeds.feedburner.com/balisaja/pHqI
Artikel ini telah dibaca 224 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Dongeng-dongeng Paket Hemat Ala Made Taro

14 Agustus 2017 - 07:33 WITA

Lawar Goak: Kisah Bali yang Benar-benar Bali

29 November 2014 - 22:36 WITA

Sejarah Kecil Bali dari Wartawan Tiga Zaman

15 Desember 2013 - 16:39 WITA

Membaca Bali dari Jejak Putu Setia

2 Juni 2013 - 11:10 WITA

Menjinakkan “Bom” dengan Nurani

12 Desember 2007 - 03:40 WITA

Trending di Bali Pustaka