Kira-kira itulah yang dirasakan taruna-taruni SMK Penerbangan Cakra Nusantara selama menempuh pendidikan di sekolah penerbangan pertama dan satu-satunya di Bali ini. Keseruan itu tidak saja karena sistem pembelajaran yang menerapkan konsep link and match serta mengadopsi teknologi dalam revolusi digital 4.0, juga karena adanya praktik kerja lapangan (PKL) langsung di industri penerbangan. Mau tahu seperti apa keseruan itu? Berikut testimoni mereka.
Putu Amanda Gayatri mengaku senang bersekolah di SMK Penerbangan Cakra Nusantara karena penggunaan teknologi yang semakin canggih dalam pembelajaran. Menurutnya, penerapan teknologi industri di sekolah sudah sangat baik dan memberikan banyak manfaat. Selain itu, sejak kelas XI, taruna SMK Penerbangan Cakra Nusantara sudah melaksanakan magang serta ditambah dengan pengayaan kompetensi dan DUDI di beberapa tempat sesuai jurusan masing-masing.
“Jadi dengan diberikannya penerapan industri secara langsung akan sangat berpengaruh dan memberikan bekal serta pengalaman langsung untuk ke depan dalam menghadapi dunia kerja di era revolusi industri 4.0 ini,” ujar taruni jurusan Teknik Telekomunikasi ini.
Salah seorang taruni SMK Penerbangan Cakra Nusantara, I Gusti Ayu Putri Surya Paramita menuturkan pengalaman paling seru dialaminya saat praktik kerja lapangan (PKL) di Batam Aero Technic. Dalam PKL ini, Paramita mengaku banyak mendapat ilmu dan pengalaman yang berharga. Selama praktik ia mempelajari tentang bagaimana cara merawat atau memelihara dan memperbaiki pesawat terbang, mulai dari strukturnya, sistemnya, sampai bagian mesinnya.
“Selama praktik di Batam Aero Technic saya sangat beruntung. Di sana saya bisa memperbaiki langsung pesawat yang nanti akan dipakai untuk membawa ratusan penumpang,” ujar taruni jurusan Airframe dan Power Plant ini.
Taruni kelas XI ini mengungkapkan, melalui PKL dia merasakan banyak perubahan dalam dirinya, seperti terbiasa on time, terbiasa dengan deadline, bekerja sesuai dengan aturan yang ada, dan banyak hal lain yang secara tidak disadarinya membentuk mindset siap bersaing di dunia persaingan kerja.
Taruni lain, Ni Made Apta Nariswari, melalui placement test mendapat tempat PKL di salah satu bandara internasional selama tiga bulan, Agustus—Desember 2017. Setelah PKL berakhir, dia mendapat tawaran lagi dari pihak bandara untuk on job training (OJT) selama 1 bulan.
“Hal ini membuat saya bangga sekali sebab di usia yang masih 16 tahun ini saya merasakan pengalaman belajar dan bekerja dengan usaha sendiri,” tutur Apta.
Ia menuturkan mendapatkan sangat banyak ilmu yang didapat pada saat saya OJT. Misalnya, di bidang administrasi, keuangan, ground handling dan marketing yang belum saya dipelajari di sekolah serta merasakan bagaimana rasanya bekerja sama dengan tim.
Lain halnya dengan Angelico Dominic, salah seorang taruna SMK Cakra Nusantara yang di usianya masih 15 tahun mendapat kesempatan ke Singapura, Februari lalu. Bersama 11 temanya, ia mendapat kesempatan belajar langsung mengenai dunia kedirgantaraan dalam ajang Singapore Air Show.
“Tentunya saya sangat senang sekali sekolah memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar langsung dan lebih mengenal tentang dunia penerbangan di negara lain,” ujar Dominic.
Menurut taruna asal NTT ini, banyak ilmu dan pengalaman yang didapat selama mengikuti pengayaan kompetensi yang dilakukan di Singapore Air Show ini. Tak hanya belajar tentang seluk-beluk kedirgantaraan, Dominic juga bila mempraktikkan keterampilannya berbahasa Inggris. (b./bn)