Menu

Mode Gelap
Keragaman Fantasi dalam Festofantasy HUT ke-39 SMA Paris Edukasi Kesejahteraan Hewan, Ajak Anak-anak Kenali Zoonosis Kirab Nasionalisme Hari Kemerdekaan ala Desa Adat Kedonganan Baca Puisi Tak Sekadar Intonasi, Tapi Interpretasi: Dari LBP FULP se-Bali 2023 “Duwe” Desa Adat, Krama dan Prajuru Adat Wajib Bentengi LPD

Bali Jani · 10 Des 2015 23:11 WITA ·

Bali Kini Miliki Dua Bupati Perempuan


					Bupati Karangasem, IGA Mas Sumatri (kiri) dan Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti (kiri). (balisaja.com/net) Perbesar

Bupati Karangasem, IGA Mas Sumatri (kiri) dan Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti (kiri). (balisaja.com/net)

Sejarah baru kini dicatat Bali di ajang pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) serentak tahun 2015. Hasil penghitungan cepat hingga hari ini (11/12), menunjukkan kemenangan untuk dua kandidat yang mengusung perempuan sebagai calon bupati. Keduanya, Ni Putu Eka Wiryastuti, calon bupati Tabanan yang berpasangan dengan Komang Gde Sanjaya dan Gusti Ayu Mas Sumatri, calon bupati Karangasem yang berpasangan dengan Wayan Artha Dipa.

Eka Wiryastuti merupakan calon petahana (incumbent) yang diusung PDI Perjuangan. Sementara Mas Sumatri, pendatang baru yang didukung Partai Nasdem dan Hanura. Mas Sumatri sebelumnya juga kader PDI Perjuangan yang duduk di DPRD Karangasem tetapi dipecat partainya karena memutuskan diusung partai lain sebelum PDI Perjuangan mengumumkan calon yang diusung.

Perolehan suara para perempuan calon bupati ini juga cukup signifikan. Eka Wiryastuti meraup sekitar 64, 28%, sedangkan Mas Sumatri meraih 40,76%. Kemenangan Eka Wiryastuti tampaknya ditopang modal sebagai petahana dan kuatnya mesin partai.

Yang mengejutkan tentu saja Mas Sumatri yang meskipun tidak didukung partai politik yang tidak dominan tetapi mampu mengungguli calon-calon partai besar. Keunggulan Mas Sumatri tampaknya ditopang modal personal di samping tim kampanye yang kuat. Kemenangan Mas Sumatri di Karangasem memperkuat tesis pemilukada merupakan pertarungan figur.

Apa yang bisa dibaca dari keberhasilan dua perempuan calon bupati ini? Masyarakat Bali yang dikenal sangat kuat dengan kultur paternalistik patriarki tampaknya mulai terbuka dengan pandangan kesetaraan gender, termasuk dalam bidang politik. Hal ini terutama sangat kuat terlihat di Karangasem yang nota bene dianggap cukup kuat merepresentasikan budaya paternalistik patriarki.

Bali memang memiliki sejarah memberikan tempat pada perempuan dengan kualitas figur yang kuat untuk tampil sebagai pemimpin. Pada masa Bali Kuno, Sakalindu Kirana adalah raja perempuan pertama dinasti Warmadewa. Klungkung juga pernah memiliki raja perempuan yang perkasa memimpin Perang Kusamba, Dewa Agung Istri Kanya.

Yang menarik lagi, kemenangan dua perempuan kandidat bupati ini terjadi di bulan Desember, bulan yang secara tradisi Indonesia dimaknai sebagai bulan keramat para ibu-ibu Indonesia. Ini peristiwa penting yang patut dicatat dalam sejarah Bali, memang. (b.)

  • Penulis: Ketut Jagra
Artikel ini telah dibaca 213 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Kirab Nasionalisme Hari Kemerdekaan ala Desa Adat Kedonganan

17 Agustus 2023 - 16:38 WITA

Baca Puisi Tak Sekadar Intonasi, Tapi Interpretasi: Dari LBP FULP se-Bali 2023

8 Agustus 2023 - 15:57 WITA

“Duwe” Desa Adat, Krama dan Prajuru Adat Wajib Bentengi LPD

31 Juli 2023 - 19:48 WITA

“Ah”, Putu Wijaya Tak Pernah Berhenti Mengajak Berpikir

30 Juli 2023 - 22:10 WITA

Selain Seksualitas, Ada Juga Sisi Gelap Bali dalam Novel Ayu Utami

28 Juli 2023 - 11:12 WITA

Sederet Pekerjaan Rumah Bali Sebelum Gelar Pameran Buku Internasional

23 Juli 2023 - 23:16 WITA

Trending di Bali Jani